NOVEL ONLINE NYONYA AVA CHAPTER 88. PESAN MAS TONO



photo by pinterest

Location : Kastil Tudor


Kastil ini sangat indah sebuah karya seni yang special dan tidak akan ada yang bisa membuat karya seni seperti ini lagi.


Mereka membangun langit - langit yang tinggi dan megah. Banyak kaca-kaca yang dipotong kecil sehingga memberikan detail mozaik.


Karya seni berupa lukisan dan perabotan dari berbagai abad dipajang dengan apik tak berdebu.


Para pelayan siap sedia melayani Nyonya Ava selama Ian bekerja. Setiap hari Ava berjalan - jalan ditaman bersama Air. Ia sangat suka dengan air mancur dikelilingi dengan tanaman hijau yang dipangkas rapi, bunga - bunga cantik berbagai rupa terutama taman khusus bunga mawar dari berbagai varietas milik Ms.Diana.


Didalam kastil besar ini rasanya Ava banyak melakukan aktivitas yang sama. Terkadang Ian yang bekerja dari pagi hingga malam membuat Ava menjadi sedikit kesepian.


Air yang selalu menemaninya dan ia yang masih sibuk mengurus bisnis kopinya dari jauh membuat Ava bisa lebih fokus pada pekerjaannya. Tangan dingin Bahden, babah Aliong serta Lia yang selalu bekerja keras membuat bisnis ini semakin maju.


Zhang dan Madam Lilian juga mengajukan franchise di Singapore dan membuka  cafe Air disana. Ava merasa senang karena dukungan keluarganya mampu mengangkat bisnisnya menjadi lebih maju lagi.


Ava tidak terlalu dekat dengan orang tua Ian yang memilih tinggal di Perancis. Ava mengetahui sebenarnya mereka masih tidak menyetujui dirinya sebagai menantu namun mereka mencoba berdamai karena Ian dan juga cucunya Air.


Ava hanya bertemu mereka 2x ketika mereka ke Jakarta dan menyambut dirinya di kastil Tudor namun hingga kini bahkan ia tidak pernah berbicara dengan mereka dan hanya mendengar kabar mereka ketika Ian sesekali bercerita.


Rasanya ketika ia berada di negeri yang jauh, support dari mertua pastinya menyenangkan namun Ava mengetahui kapasitasnya. Lagi - lagi perbedaan derajat dan status membuat mereka menjadi tidak sejalan. Ada baiknya beradà diposisi netral seperti ini dan tidak terlalu banyak mengeluh.


Ava berharap hubungannya dengan mertua bisa baik dan ada jalannya. Keberadaan Air membuat mereka bertoleransi dengan Ava sebagai menantu.


Tiba - tiba pikiran Ava teringat pada Mas Tono. Apa kabarnya dia? Sudah hampir 2,5 tahun mereka tidak saling bertegur sapa. Buat Ava Mas Tono sudah seperti kakak laki-laki pelindung disaat Ava berada dalam posisi minus.


Apakah dia masih marah padaku! Aku wa sajalah,  marah atau ga itu urusan nanti. gumam Ava dalam hati sembari mengirim pesan Wa pada Mas Tono.


Pesan:


Apa kabar Ava?


Hati Ava senang sekali Mas Tono membalas pesannya


Pesan Ava :


Mas boleh telpon ga?


Pesan Mas Tono:


Tentu saja


Ava lalu menyalakan vpn dan menelpon via wa


“Mas Tono kemana aja? Maaf peristiwa sebelumnya karena Naomi tiba-tiba ingin menikah jadi aku mengiyakan! Salahku Mas !“


“Ya sudah mungkin juga sudah jodohnya! Sebenarnya kalau dipikir bukan salahmu Ava memang aku, ibuku dan Naomi sebelumnya berkonflik sehingga memicu Naomi melakukan hal yang ia inginkan! Memang kami ga ada jodoh!“ Mas Tono tertunduk lesu


“Mas dimana sekarang?“ Ava mencoba mengupdate kabar terbaru dari Mas Tono


Mas Tono menghela nafas panjang dan ia mulai bercerita mengenai keadaannya sekarang. Mas Tono dan Ava memiliki hubungan yang dekat layaknya sahabat sekaligus kakak.


Ava mendengarkan seluruh cerita Mas Tono yang diceritakannya tanpa ada saringan sama sekali. Ava merasa terenyuh karena sekarang Mas Tono sudah kehilangan segalanya dan asetnya hanya tinggal 20 %.


Ava ingin sekali membantu Mas Tono dan segera merencakan sesuatu namun ia akan berdiskusi dengan Ian dulu sebelum mengambil keputusan.


-0-


Location : Kastil Tudor


Begitu Ian memasuki ruang tidur dan membuka pintu gerbang berukir dan sangat berat itu. Ia lalu membentangkan tangannya pada Ava pertanda ia ingin sebuah pelukan hangat.


Ava yang sedang asyik dengan laptopnya langsung sedikit berlari menuju suaminya itu ia memeluk dan menciumnya, memberikan sebuah energy dari jiwa yang lelah itu.


Ian adalah pemimpin yang penuh strategi, setiap keputusan yang diambilnya seringkali tidak bisa dicabut dan harus segera dilaksanakan sehingga ia menjadi pemimpin yang disegani.


Mr.Jack perlahan mulai mengurangi keterlibatannya sebagai pemimpin untuk memberikan Ian sebuah kesempatan untuk belajar berdiri sendiri dan menjadi pemimpin yang bijaksana.


Ava membantu Ian membukakan dasi merahnya. Wajah Ian tersenyum melihat istrinya, raut ketegangan kemudian memudar berganti dengan ketampanannya dan rasanya Ava jatuh cinta setiap hari dengannya.


Ian adalah tetap Ian yang dulu ia cintai walaupun kini mereka tidak bisa sebebas saat pergi di Bali dulu.


“Bagaimana harimu Ava?“


“Baik hanya memantau mengenai bisnis kopi kita yang semakin berkembang! Aku hari ini berbicara dengan Mas Tono.“Mata Mediterania itu mulai menoleh kepada Ava ingin mengetahui infotmasi lebih dalam.


Ava mulai menceritakan mengenai keadaan Mas Tono sehingga membuat Ian juga merasa prihatin padanya.


“Tentu saja kita harus menolongnya Ava! Apakah kau bertanya apa yang menyebabkan ia harus bekerja dari rumah? Pastinya ada sebuah alasan mengapa ia harus meninggalkan pekerjaan dengan posisinya yang bagus begitu saja “ Intuisi Ian begitu tajam bahwa ada hal lain yang dialami oleh Mas Tono namun ia tidak mengetahui apa itu.


Ava terdiam dan ia setuju dengan perkataan Ian.


“Wah benar juga Ian! Aku tidak menanyakannya hingga terlalu spesifik karena takut menyinggung masalah pribadinya! Tapi kau benar aku akan mencoba menanyakannya” Ava merasa suaminya yang detail ini bisa membuatnya melihat dari segala sisi yang tidak terduga.


“Bagaimana cara membantunya? Aku tentu saja bisa memberikan pekerjaan diperusahaan kopi dan mencarikan pekerjaan apa yang bisa ia lakukan dirumah tapi Ian bukankah dunia oil and gas adalah kesukaan Mas Tono?“ Ava memberikan signal pada suaminya bahwa sebaiknya Ian memberikan posisi dikantor lama namun memungkinkan Mas Tono bekerja dari rumah.


“Tentu saja aku bisa mengaturnya dengan Arthur apa bila ia ingin! Mungkin kau bisa berkominaksi denganTono mengenai segala opsi ini karena lebih baik aku berkomunikasi dengannya setelah segalanya clear Ava!“ Ucap Ian


“Bukankah kau seorang yang blak - blakan Ian mengapa tidak berbicara langsung?“ Ava bingung dengan sikap Ian yang seakan berlindung dibaliknya.


“Apa kau tau ego seorang pria? Mungkin saat ini ia sedang sensitive dan bisa jadi kami berbeda pendapat lagi sehingga ia enggan dengan tawaran ini! Aku tau Tono ia sangat kerasa kepala dan kami sering bertengkar sehingga lebih baik aku berkomunikasi dengannya saat semuanya sudah beres Ava” Ian sangat bijak dan tidak ingin gegabah.


“Kau sekarang semakin dewasa Ian sudah mulai berubah ke arah positif” Ava kagum dengan suaminya itu karena menjaga perasaan Mas Tono.



TAGS :baca novel gratis, baca novel, novel gratis, baca wattpad, novel online gratis, aplikasi novel gratis, baca novel romantis gratis, Novel Best Seller indonesia, novel bagus, baca novel online, aplikasi baca novel gratis, wattpad cerita, aplikasi novel,, wattpad online, baca novel online gratis, baca novel gratis online, novel gratis online, baca novel online gratis bahasa indonesia, cerpen romantis wattpad, novel online wattpad,website baca novel gratis, baca novel indonesia,fizzo,wattpad,kbm,

0 Comments