NOVEL ONLINE NYONYA AVA CHAPTER 9 KESEMSEM

PHOTO BY PINTEREST




Ava tersenyum-senyum sembari memeluk boneka Kucing pemberian Ian. Ia sama sekali tidak mengerti dengan perasaannya yang kata orang banyak kupu-kupu terbang diperutnya begitu menggelitik dan Indah.


Tidak lama Handphone Ava berdering dan ia mengangkatnya penuh semangat


“Yes Ian” Ucap Ava


“ Ian siapa?” Bahden bertanya pada anak semata wayangnya


“Bahden, kangen!!! Apa kabar Bahden” Ucap Ava sedikit malu


“Semenjak Anak Bahden pindah ke Jakarta sudah sibuk sekali dan Ian itu siapa Ava?”


“Boss Ava dikantor, Bahden!” Ava menjawab singkat karena ia bingung bagaimana menjelaskan mengenai Ian


“Sepertinya anak Bahden lagi jatuh cinta”


“Ga kok Bahden, Cu ..Cuma hubungan professional kok Bahden” Ava grogi


“Cinta itu memukau bagai taman bunga yang sangat indah namun sekejap bisa berubah hampa bak padang pasir, namun kamu tetap ikhlas menjalaninya tidak perduli dimana tempatmu“ Ucap Bahden


Ava langsung mengerti kiasan Bahden yang secara tersirat menggambarkan kisah cintanya pada Madam Lilian yang tetap hidup walau kini ia berada di ruang hampa.


Cinta Bahden tanpa batas ruang dan waktu, ia mencintai Madam Lilian tanpa syarat bahkan walau ia sudah meninggalkannya.


“Sudahlah Bahden lupakan Madam Lilian, move on”


“Kamu tidak akan mengerti Ava hingga suatu saat kamu merasakan cinta”  Ucap Bahden


“Ya Bahden, aku tidak mengerti! Ikhlaskan saja madam Lilian Bahden”


“Ava temuilah ibumu dan perjuangkan hubungan ibu dan anak,! apabila terjadi sesuatu dengan Bahden setidaknya kamu masih ada Lilian. Dia juga memiliki hak untuk mengasuhmu”


“Hus Bahden ngomong apa sih? Aku tidak berjanji Bahden” Ucap Ava keras hati


“Usahakanlah Ava”


Andaikan aku lebih mengerti mengenai Cinta pastilah mudah untuk mengetahui maksud Bahden


-0-


Location: Apartment Mas Tono (Thursday, 8 AM)


Mas Tono merasa sangat kelelahan karena baru saja balik dari offshore diantar oleh Pak Budi. Beruntungnya ia balik 2 hari lebih awal dari perkiraan.


Mas Tono berhasil menyelesaikan pekerjaanya karena teknik kerja Mas Tono yang seringkali cerdas dan terstruktur, terutama ia ingin kembali lebih awal karena ingin memberikan kejutan pada Naomi.


Mas Tono membenahi offshore bagnya dan menaruh coverall dan baju kotornya di mesin cuci, sembari menunggu Naomi yang dari subuh hari susah dihubungi karena mungkin lagi pergi pesta bersama teman temannya.


Naomi akhirnya datang dengan gaun hitam sexy favorite-Nya yang ditutup dengan blazer panjang yang terbuka, ia datang dengan terhuyung huyung karena pengaruh alcohol sambil membawa tas - tas belanjaan dari berbagai merk brand terkenal.


Mas Tono memperhatikan gerak gerik Naomi yang sibuk unboxing tas-tas belanjaan tersebut. Belanjaan yang lengkap mulai dari baju, tas, sepatu, perhiasan, hingga jam tangan mewah. Naomi nampak riang dan menelpon seseorang.


“Terima kasih ya hadiah-hadiahnya aku senang sekali.” Ucapnya sambil tertawa manja


Begitu ia mengembangkan telapak tangannya dan memperhatikan nail art kuku ungunya dari kejauhan ia melihat sosok Mas Tono yang memperhatikannya lekat.


Naomi tersentak kaget dan gugup


“Hallo hallo nanti aku telpon balik ya, bye”


Naomi menutup telponnnya dengan penuh kepanikan


“Tono kamu sudah pulang? Bukannya kembali 2 hari lagi menurut jadwal?”


Naomi berusaha memecah ketegangan dengan memeluk Mas Tono


“Naomi ada yang ingin kamu ceritakan padaku?


Siapa yang kamu telpon dan dari mana semua barang mahal ini?


Apakah ini masalah finansial lagi?


bukankah minggu lalu kamu baru saja aku transfer?” Mas Tono menanyakan pertanyaan beruntun


“Ok Tono, akan aku jawab setelah kamu menjawab pertanyaanku! Apa kamu sudah mendapatkan restu dari ibumu mengenai rencana pernikahan kita?”


Mas Tono terdiam dengan pertanyaan manuver dari Naomi


“Kamu tau kan Naomi betapa ku sudah mengusahakannya! namun ibuku masih tetap dengan pendiriannya dan tidak ada restu darinya bagi hubungan kita”


Naomi berdiri sambil berbisik ditelinga Mas Tono


“Tepat sekali”


“Tono kita sudah berhubungan hampir 5 tahun dan tahun ini aku bahkan pindah ke apartmentmu karena aku mencintaimu dan menurutku pernikahan hanyalah sebuah kertas. Namun beberapa bulan lagi aku berumur 27 tahun Tono.


Sudah cukup rasanya aku memberikanmu kesempatan dan saatnya telah tiba bagiku untuk memikirkan masa depan!”Ucapnya dengan nada meninggi dan emosional


“Siapa Pria itu Naomi?”Naomi lalu tertawa kencang


“Dia pengusaha batu bara dari Kalimantan. Semalam ia melamarku untuk yang kedua kalinya dan aku mengiyakannya Tono”


“Pastikan Pria itu membuatmu bahagia, Naomi”


Mas Tono yang meredam kemarahannya lalu mengganti bajunya dan pergi ke kantor


-0-


Location Office: Thursday (10 AM)


Ava yang melihat Mas Tono datang lalu menyapa


“Mas Tono kok ngantor mas, bukannya harus istirahat bukannya habis dari offshore?”


“Ava please buatkan Mas Tono Latte ya” Ucap Mas Tono sama sekali tidak menjawab pertanyaan Ava


“Siap Mas”


Mas Tono yang biasanya memesan kopi dari Starbuck atau kedai kopi local yang ia sukai, sekarang lebih mempercayakan secangkir kopinya pada Ava.


Menurutnya kopi racikan Ava enak dan Ava mengerti benar takaran yang sesuai dengan selera Mas Tono.


Ava juga berkreasi dengan teknik latte art sesuai moodnya disetiap cangkir kopi yang ia buat. Ian pun sama seperti Mas Tono yang  selalu menyuruh Ava membuatkannya kopi.


Setidaknya mengasah kemampuan baristaku agar tidak punah


“Hey Tono, mengapa kamu ke kantor. Pulang saja sana!!!” Ucap Ian sedikit kasar


Mas Tono yang sedang tidak bersemangat untuk bertikai, sama sekali tidak mengindahkan omongan tajam Ian


“Apa kamu baik baik saja?” Ian melihat ada yang berbeda dari Mas Tono


“Not really” ucap Mas Tono tanpa semangat


-0-


Location: Office ( Monday, 5 PM)


Ava mengendap endap keluar kantor. Ia ingin kabur karena sudah hampir 4 bulan ini ia selalu tidak pernah absen bersama Ian mulai dari makan malam, Olahraga, pesta hingga ke bar. Namun kali ini berbeda, hari ini adalah hari yang ia tunggu.


Hari yang tidak boleh ia lewatkan karena kesempatan emas tidak akan datang dua kali dan ia tidak bisa mengajak Ian bersamanya


Hari ini adalah hari dimana salah satu toko lingerie favorite Ava menggelar sale hingga 70 % karena toko itu akan melakukan renovasi sehingga mereka melakukan cuci gudang.


Ava memang tidak sabar menunggu jam 5 pm dan begitu waktu menunjukan jam 5 pm, Ava memasang langkah seribu. Ia berjalan namun setengah berlari. Ian yang memang melihat gelagat aneh Ava dari ruang kerjanya lalu menyusulnya dengan mudah.


Ava menunggu lift sambil ketar - ketir takut tertangkap. Begitu pintu lift berbunyi, ternyata Ian sudah nongol tepat didepan matanya dan menahan pintu lift dengan tangannya


“Mau kemana Ava?”


Udah kaya adegan film pshyco ga sih yang 'Silent of the lamb' saat ia muncul tiba tiba dan melahap polisi polisi itu


“Ian Please kali ini aja aku harus pulang cepat, aku ada urusan penting”


“Urusan apa?”


“Urusan wanita”


“Misalnya?”


Ava diam seribu bahasa tidak mampu menjelaskan


-0-


Location/Time: Pacific Place ( 7 PM)


Ava dan Ian pergi ke Pacific place setelah Ava menunggu Ian sekitar 1 jam untuk menyelesaikan meeting onlinenya


Haduh, keburu habis nih stock lingerie


Akhirnya Ava sangat semangat memasuki toko lingerie. Ia pergi dan setengah berlari tanpa memperdulikan lagi Ian yang ada disampingnya.


Suasana toko lagi -lagi penuh dengan para ladies yang juga pemburu diskon.


Kasir pun terlihat kewalahan melayani antrian para ladies sesuai dugaannya stock lingerie-Nya habis dan walaupun ada hanya tersisa yang unik saja.


Ava memilih-milih lingerie dan masih harus bertarung dengan yang lainnya, situasi penuh sesak dan tidak nyaman.


Ia hanya mendapatkan satu namun tidak sesuai dengan ukurannya karena terlalu besar, ditambah lagi warnanya orange neon mengingatkannya pada coverall kerja Mas Tono dan Ian.


Ava lalu keluar tanpa membawa apapun, dengan hati yang sedih ia terduduk di kursi pengunjung. Ian yang sedang melihat lihat di toko sport langsung dengan cepat mendatangi Ava.


“Bagaimana Ava ,kamu sudah medapatkannya?”


Ava lalu menggeleng tak semangat


“Itu toko penuh sekali ya? Seperti stadium olah raga!”


Ava manyun malas membalas kritik Ian


yah sedih deh, kesempatan emas hilang


-0-


“Ya sudah temani aku saja ke Bar. Aku ingin ke Bar yang katanya bagus ada di Plaza Indonesia. Cepat Ava, jangan buang waktu lagi!”


Ian ini hatinya terbuat dari apa sih ? Dingin banget! Masih aja mementingkan dirinya sendiri. huh, kesel!!! Ava bersungut sungut dalam hati dan mengikuti Ian.


Mobil taxi melaju kencang mengantarkan mereka ke Plaza Indonesia. Sementara Ian sibuk dengan handphonenya dan bahkan tidak memperdulikan Ava yang sedang bersedih


Ian pasti sibuk deh, sama Brenda


“Ava kita kelantai 2”


Sesampainya di lantai 2, Ian menarik Ava masuk kesebuah butik yang sangat elegant dengan dekor bergaya Eropa.


Wangi floral perfume toko menyambut, seakan itu berasal dari bunga - bunga mawar putih yang terlihat habis dipetik dari kebun dan duduk manis di vas Kristal.


Lampu Kristal menerangi Lingerie- lingerie ber-design khusus, dari bahannya yang berasal dari kain sutra berpadu dengan lace classic tertata rapi di etalase yang menyerupai panggung.


Lingerie itu terlihat anggun dan berkelas.


Manager toko yang ramah menyambut kedatangan Ian dan Ava dan mempersilahkan mereka berdua duduk di sofa yang nyaman


“Apa Kabar saya Desi, semoga anda menyukai koleksi kami. Kira-kira lingerie seperti apa yang kalian inginkan?”


waduh mahal pasti. mungkin beberapa bulan gaji nih, beli satu aja deh!


“Mau liat liat dulu mba”


“OK boleh berdiri sejenak Nyonya. Saya akan coba pilihkan lingerie yang kira-kira sesuai Ukuran, tipe tubuh dan warna kulit Nyonya.


Agar ketika lingerie ini anda pakai akan terlihat fabulous”


Ava lalu berdiri


“Ava coba beputar, agar manager toko bisa memperkirakan lebih detail” Ucap Ian Santai


Tidak lama Manager dan pelayan toko membawakan 10 koleksi lingerie


wow cantik-cantik banget cocok buat princess yang baru bangun tidur di istana nih


“Kebetulan koleksi ini special dirancang oleh madam Brigitte sendiri dan masuk dalam koleksi limited edition untuk menyambut ulang tahun brand kami”


Ian memeriksa design-nya dengan seksama, lalu menyentuh lembut bahan sutranya, memperhatikan detail lace-nya yang tidak luput dari pengamatannya


Berbeda halnya dengan Ava yang sibuk memikirkan bagaimana pembayarannya. Seandainya ia tahu maka akan lebih baik ia membatalkan keinginannya membeli lingerie hari ini


“Semuanya handmade?” Intuisi tajam Ian mengetahui ini adalah barang bagus


“Benar sekali karena sesuai slogan kami setiap potong dijahit detail dengan cinta”


“Ava kamu harus mengambil koleksi ini, sayang sekali bila dilewatkan!”


“I..iaa bagus banget Ian” Ava gugup karena memikirkan masalah harga yang harus ia tanggung


“Silahkan nyonya Ava dicoba, baik sekali suaminya datang kemari menemani!”


Ian tertawa tanpa mengklarifikasi apapun dari ucapan manager tersebut


“Ava kamu mau aku memberikan pendapatku apakah lingerie itu pas ditubuhmu atau tidak? Seperti yang kamu tau aku pemberi saran yang terbaik” Perilaku usil Ian kumat untuk menggoda Ava


“Terima kasih jangan repot - repot. Aku yakin pilihanmu sekarang sudah pasti sangat bagus” Ava lalu mengikuti manager toko keruang ganti


Setelah Ava mencoba satu persatu ia sibuk menimbang-nimbang untuk memilih satu diantara sepuluh koleksi ini.


Namun tidak bisa, karena semuanya begitu cantik dan memiliki aura indah tersendiri ketika Ava memakainya


“Sebuah koleksi limited edition terakhir kami, karena koleksi berikut kemungkinan akan datang 3 bulan lagi karena harus menunggu Madam selesai merancang, proses pembuatan dan mengimpor dari Perancis juga membutuhkan waktu”


“3 bulan lagi? Mungkin aku sudah tidak ada disini.” ucap Ian tersenyum


Jantung Ava langsung terasa sakit mendengar pernyataan Ian, karena ia tidak siap apabila Ian pergi.


“Bagaimana Ava kamu ingin yang mana saja?”


“Aku masih bingung Ian karena semuanya bagus – bagus! Susah menentukan pilihan!”


“Ok kami ambil semuanya”


Ava tegang sementara Ian tidak perduli seakan tidak terjadi apapun


“Waw pilihan yang bagus dan anda beruntung memiliki suami seperti Mr.Ian nyonya. Akan kami bungkuskan semuanya sekarang ya1 Saya pastikan anda tidak akan menyesali keputusan anda Nyonya Ava”


Lingerie itu ditaruh dikotak - kotak cantik yang diberi pita dan dibungkus lagi dengan tas kokoh yang besar. Ava auto panas dingin dengan gugup dan bergetar ia memberikan debit card-nya


Haduh cukup ga ya limitnya. Kayanya ga deh!! setahun gaji ni ?sumpah si ni Ian ngerjain. Ava lalu terbayang dengan biaya kos dan biaya hidupnya selama setahun


Ian terkekeh melihat wajah Ava yang sudah pucat pasi dan langsung cepat mengambil debit card Ava dan memberikan kredit cardnya


Ava lalu melongo ke Ian


“Apa Yang kamu lakukan Ian?”


“Aku sedang berinvestasi dengan barang yang bagus, yah sebuah investasi masa depan.” Ucap Ian usil


Benak Ava: Hah maksud loh !!! suka sembarangan si Ian


-0-


0 Comments