NOVEL ONLINE NYONYA AVA CHAPTER 8 POTONGAN MASA LALU

Photo by Pinterest - Nadzieja




Location/Time: Kosan Ava (Sunday, 11 AM)


Di hari minggu yang cerah dan tenang. Sumbu kayu dari lilin aromatherapy Mahogany Teakwood menari nari seperti kayu bakar ketika dilahap api. Ava menyenangi lilin ini karena membawa suasana hutan yang damai yang membawa sebuah potongan kenangan dari masa lalu, masa kecilnya.


Ava cilik tiba di sebuah rumah tradisional dengan arsitektur khas tiongkok Siheyuan. Ava disambut sepasang patung singa yang terbuat dari batu. Gerbang besar bercat merah terang dengan pengetuk pintu tembaga. Langit-langit gerbang dipasangi lampion-lampion merah yang tertiup angin kesana – kemari.


Setiap selesai pulang sekolah dengan seragam merah-putihnya Ava seringkali ke Rumah Toko milik  Babah Aliong untuk mengunjungi Bahden yang menjadi pegawai disitu sekaligus makan siang bersama karena Babah Aliong menyiapkan makan bagi para pekerja, Ava juga mendapat jatah maka karena Babah Aliong sudah menganggap Ava seperti anaknya sendiri. Beliau memasak sendiri semua hidangan chinese food yang merupakan resep keluarga yang turun temurun. Para karyawan makan bersama dimeja marmer yang ada di pelataran sembari menikmati hijaunya pepohonan, keindahan bunga dan kolam ikan mas.


Rumah itu menerapkan fengshui. Dua jalan setapak berbatu mengarahkan ke empat sisi rumah yang sebagian besar menghadap ke selatan. Tak heran hal inilah yang mungkin membuat Bahden membeli rumah yang asri ketika ia sudah sukses kelak.


Warna hijau Toko Babah Aliong terlihat memudar dan ia menyulap sebagian rumah menjadi toko serba ada yang ramai didatangi warga. Harga barang disini murah dan lengkap, mulai dari bahan pangan dan bahan kue, alat keperluan rumah tangga hingga konter handphone. Babah Aliong selalu mendengarkan para pelanggannya sehingga ia selalu berusaha mempersiapkan semua sesuai keinginan pelanggan.


Ava kecil tediam memandangi coklat mede jumbo yang berada didalam toples kaca besar dengan tutup warna merah. Ia ingin sekali coklat itu namun Ava kecil mengerti bahwa Bahden sudah bekerja keras dan ia cukup cerdas untuk tidak meminta yang macam-macam. Babah Aliong lalu datang mengambil satu bar coklat di toples bening itu dan memberikannya pada Ava. Ava menggeleng sungkan karena ia ingat akan ajaran ayahnya mengenai adab dan norma kesopanan.


Babah Aliong memiliki raut wajah yang begitu damai dan selalu tersenyum. Struktur wajahnya seperti mengundang hoki atau keberuntungan, Babah Aliong kemudian mengusap bagian kepala Ava dan memberikan coklat itu ditangan mungil ava sambil berlalu. Ava langsung ceria dan tidak sabar ia membuka kertas timah berwarna emas dan mulai memakan coklat Mede dengan sedikit campuran rempah ringan dan  bertekstur hampir crispy rupanya toples kaca tebal kedap udara itu menjaga kualitas rasa coklat dengan baik.


Babah Aliong selalu memberikan mainan untuk Ava baik dari uang pribadi atau hadiah-hadiah bonus dari produk anak maupun produk lainnya. Babah Aliong lah yang menjadi cikal bakal kesuksesan Bahden, beliau mengajarkan Bahden muda mengenai strategi bisnis karena prihatin dengan Bahden yang cerdas harus melepaskan impiannya untuk berkuliah dan memilih focus menjadi single parent buat Ava. Bahden yang sekarang sudah sukses masih rajin berkunjung ke tempat Babah Aliong yang sudah ia anggap sebagai guru.


Ava menghela nafas masa kecilnya sebenarnya begitu menyenangkan walaupun absennya sosok seorang ibu. Bahden masih saja selalu menceritakan Madam Lilian, ia memuji kecantikan, kecerdasan dan kebaikannya namun sayangnya sosok Madam Lilian dalam kaca-mata Ava hanyalah seorang ibu yang meninggalkannya begitu saja, bahkan setelah pulang dari Singapore cap negative pada sang ibu bertambah Ava menganggap ia hanya seorang madam kaya raya yang sombong. Ava mengalami dilema haruskah ia berusaha untuk merebut perhatian ibunya dan berbakti pada sang ibu seperti keinginan Bahden.


Rambut Ava penuh dengan roll yang ia kerjakan hingga hampir satu jam. Masker bengkoang diwajahnya pun masih setengah kering. Ava memulaskan body scrub coconut chamomile dan memijit lembut kulitnya sambil menonton film favorite-Nya yang tidak pernah bosan ia tonton.


Romantic Scene Fim: Pretty woman, 1990: Edward (Richard Gere) datang dengan limousine putihnya membawa buket bunga mawar muncul dibalkon Vivian (Julia Roberts), dan Vivian tersenyum


Oh romanticnya


Handphone Ava berbunyi ternyata Ian yang menelpon


“Hello Ava”


“Hi Ian”


“Aku udah sampai”. Ucapnya datar


“Hah sampai mana maksudnya???”


Jangan jangan


Ava berlari ke balkonnya dan melihat Ian melambaikan tangannya di jendela mobil Avanza putih sekarang Ian sudah mulai bisa pergi kemana saja semenjak Mas Tono mengajarinya cara order transportasi online.


“Let's go”


Dimana mana mbok ya buat appointment dulu biar siap sedia. Itulah Ian, ia lakukan apapun yang dia mau!


Ava segera mandi kilat dan memakai dress simple yang ada didepan mata dari lemarinya dan lalu lanjut menuruni tangga dan berlari menuju Avanza putih.


Ini sih bukan scene film pretty woman, tapi pelatihan tentara


Entah kenapa Ian tertawa tawa senang


“Ava kamu mencoba make up menjadi geisha?”


“Apa maksudmu Ian?”


Rupanya Ava lupa menghapus masker bengkoangnya, ia hanya mandi namun lupa membersihkan area wajah. Ava segera mengambil tisu basah dari dalam tas dan membersihkan mukanya sambil bermakeup seadanya.


“Kamu mau makan siang apa Ava?”


“Chinese food ” Ucap Ava semangat


“Ah Asian food! Sesuai mood make up Geishamu hari ini ya?”


Suka Suka Ian aja deh


-0-


Location: Restaurant Vietnam Pho Hoa (1.30 PM)


Mobil Avanza melaju ketempat yang Ian tunjukan di google map. Sampailah mereka ke restoran Vietnam. Baru saja masuk sudah disambut oleh wangi sup rempah dan kesegaran jeruk nipis begitu semerbak


“Aku pikir kita ke makan Chinese food?”


“Semangkuk Pho adalah pilihan yang bagus untuk saat ini kan Ava”


@#$&% terus ngapain tadi nanya sih Ian???


Baru kali ini Ava mencoba masakan Vietnam dan Pho adalah hidangan yang baru untuk Ava. Pelayan datang membawakan dua mangkuk Keramik putih besar.


Uap dari kuah kaldu sapi jernih nan harum berpadu cantik dengan mie putih transparan dilengkapi sayuran segar dan brisket (irisan daging sapi tipis tipis) yang tersusun diatasnya. Pelayan restoran kemudian menyusun sayuran tambahan dan jeruk nipis dipiring lainnya. Ava tak sabar mencoba pho pertamanya dan menyeruput kaldu bening itu


“Wow enak, pintar juga kamu memilih hidangan Ian”


Ian tersenyum dengan mata mediteranianya yang memikat


“Kalau aku merasa mulai demam aku selalu mencari Pho karena selain lezat juga membuatmu nyaman.Bagaimana denganmu Ava, restaurant mana yang membuatmu sangat terkesan?”


“Karma Boemboe di Ubud Bali”


“Apa yang membuatmu jatuh cinta pada restaurant itu?”


“Sebenarnya Karma Bomboe merupakan restoran vegan selain enak namun vibrasinya begitu positif. Suasana restaurant-nya seperti berada dirumah yang hangat karena pemiliknya yang welcome dan baik hati, apa yang kamu inginkan maka akan mereka masakan saat itu juga. Kita akan bayar sesuka kita dan juga kita mencuci piring kita sendiri. Aku selalu mendatangi restoran itu selama aku di Bali”


Ian mendengar penjelasan Ava dengan seksama sambil mengunyah brisket daging yang sangat empuk


“Bali, aku ingin sekali kesana”


“Ya Bali selalu menyenangkan dan aku selalu menjadi seorang backpacker dan menginap di hostel lalu bertemu dengan teman teman baru”


“Bukankah menakutkan satu kamar dengan orang yang tidak kamu kenal”


“Kamu tidak akan mengerti betapa serunya itu Ian. Ucap Ava sambil tertawa kecil”


Mereka berdua benar benar menghabiskan semangkok besar pho tersebut


“Habis ini kita kemana ya?”


“Maaf Ian, aku sudah ada rencana sendiri”


“Apa rencanamu Ava?”


“Semalam aku sudah membeli tiket online menonton film dari sutradara favoriteku Christopher Nolan. Film filmnya yang jenius selalu membuatku berfikir keras”


“Yah, mengapa tidak”


Siapa yang ngajak dia ??


Location: Bioskop (3 PM)


Bioskop sangat penuh dengan para orang tua dan anak anak karena ada film Disney yaitu Frozen edisi baru yang tayang. Banyak sekali pasangan yang juga menghabiskan hari minggu mereka bersama di bioskop. Hingga ada yang duduk di karpet lantai bioskop


Film diputar 1 jam 30 menit lagi namun Ian nampak tidak menyukai keramaian


“Serius Ava, ini caramu bersenang senang?” Dengan nada protest


ini bioskop kenapa musti hari ini sih ramenya.


Ava lalu memiliki ide dan meraih tangan Ian. Sementara Ian kaget dengan Ava yang memegang tangannya erat. Rupanya Ava mengajak Ian ke arena permainan yang ada di sebelah bioskop.


“Ayo Ian duduk disini! akan membuatmu merasa relax”


Ava mencoba meyakinkan dan mempersilahkan Ian duduk dikursi pijat dan sama sekali tidak memperdulikan wajah Ian yang makin kesal karena diajak ke area permainan itu


Ian dan Ava merasakan sedikit keanehan dengan kursi itu karena pijatannya yang menjangkau segala area.


“Aku sungguh tidak bisa relax sama sekali Ava. Hey,kursi apa ini???”


Ian lalu tertawa-tawa lepas merasakan pijatan keras namun menggelitik sebuah kursi jenius yang mampu membuat Ian bahagia dengan cara yang aneh


Mereka lalu bermain permainan basket. Ian yang tinggi mampu memasukan bola dengan mudahnya. Ian terlihat sangat puas, jiwanya suka berkompetisi seakan terobati dengan pencapaiannya ketika ia mendapatkan tiket yang banyak sekali. Dapat terlihat rona wajahnya yang sumringah


Ava lanjut mencoba mesin yang dapat mengambil boneka - boneka lucu


“Ava mesin ini hanya mengambil keuntungan darimu. Sebelum mendapatkan bonekanya mesin itu akan berhenti”


“itu mitos Ian, aku memiliki teman yang pintar memainkannya dan ia mendapatkan bonekanya.”


Ava lalu mulai memainkan mesin itu dan mengincar boneka kucing lucu dan berhasil menaruhnya dikotak namun posisi bonekanya yang berat lalu miring dan akhirnya terjatuh keluar dari kotak


“Sudah aku bilangkan Ava!” Sang mata mediterania memandang Ava kesal karena tidak mempercayainya. Mereka lalu menukarkan semua tiket yang didapat dan Ian memilih boneka kucing putih untuk Ava


“Untukmu..” ucapnya datar dengan tamoang keren


Ava merasa senang sekali dan memeluk boneka itu hingga membawanya ke bioskop dan ada hal yang aneh karena Ian begitu nyaman menggengam tangan Ava.


Ava sama sekali kehilangan konsentrasi menyaksikan Film Christopher Nolan favoritenya karena jantungnya berdegup kencang dan suhu tubuhnya panas dingin. Ava lalu mengingat quotes simple Alexandra Vasiliu( authors of blooming): 'Spring always comes from your heart'


Perasaan apa ini? Begitu menyenangkan,,,Spring ??


-0-



TAGS :baca novel gratis, baca novel, novel gratis, baca wattpad, novel online gratis, aplikasi novel gratis, baca novel romantis gratis, Novel Best Seller indonesia, novel bagus, baca novel online, aplikasi baca novel gratis, wattpad cerita, aplikasi novel,, wattpad online, baca novel online gratis, baca novel gratis online, novel gratis online, baca novel online gratis bahasa indonesia, cerpen romantis wattpad, novel online wattpad,website baca novel gratis, baca novel indonesia,fizzo,wattpad,kbm,

0 Comments