PHOTO BY PINTEREST |
Location and Time : Friday - Kantor
Ava sibuk membuka email yang sudah seperti ular naga panjangnya.
Email dengan subjek jadwal helicopter Mas Tono yang balik dari offshore besok kemudian berlanjut menjadi pembicaraan internal kantor.
Inti dari email panjang tersebut adalah Area Manager Asia mengucapkan selamat atas pencapaian mas Tono yang berhasil mendapatkan Proyek besar dari Perusahaan Minyak Perlita Persada (perusahaan yang dilobi oleh Mas Tono kemarin).
Area Manager memutuskan bahwa Mas Tono yang akan memimpin proyek tersebut. Area Manager menjabarkan kekecewaanya pada Ian yang ceroboh dan hampir saja menggagalkan sebuah proyek besar karena ternyata ada complaint dari client.
Ava sibuk menulis Journey Management Plant /Dokumen perjalanan bagi Mas Tono besok. Dokumen ini dipersiapkan apabila mobil perusahaan menjemput diluar wilayah Jakarta dan Ava ingin segera memberikannya pada Pak Budi
Kasian Ian sudah jatuh tertimpa tangga pula
Disatu sisi Ava senang Mas Tono dipercaya memimpin proyek ini dan disisi lain Ian gagal di misi pertamanya.
Tidak lama terdengar suara barang jatuh yang sengaja dibanting dan pecahan kaca. Ava yang kaget langsung mencari sumber kegaduhan.
Rupanya Ian melemparkan buku perusahaan yang tebal seperti buku ensiklopedia, buku itu mengenai lampu interior ruangan yang kemudian terjatuh dan pecah
Ava memandangi Ian dan sepasang mata mediterania yang mengetahui bahwa dirinya diawasi lalu memandang tajam kearah Ava.
Kali ini tatapan kekecewaanya kelam bagai kedalaman Palung Mariana. Ava yang ketakutan lalu kabur ke pantry sambil membawa kertas journey management plant di tangannya.
Sementara suasana di Pantry begitu berbeda
Paijo membersihkan piringpun bersenandung penuh pengahayatan akan lagu dangdut yang terdengar keras dari handphone-Nya
Pak Budi sibuk membaca Koran sambil sesekali menyeruput kopi.
Gimana pada tau boss lagi marah, pada sibuk dangdutan begini
“Pak Budi, Ini Journey management plant buat jemput Mas Tono besok ya” Ava memberikan selembar kertas tersebut pada Pak Budi.
“Jam 5 am dari sini ya non” Pak Budi membaca seksama kertas JMP yang ia pegang
Tidak lama Ian masuk pantry dengan mukanya yang masih terlihat merah padam
“Ava, Please Espresso, PJ please bersihkan ruangan saya”
Tanpa banyak bicara Ava mengambil cangkir keramik dan menyalakan mesin kopi
Lah seenaknya si Ian, ni pantry kenapa suasananya lama lama macam warung kopi sekalian tawarin indomie rebus apa.
Ava membawa nampan mengantarkan Espresso yang dipesan Ian. Sementara Paijo sibuk dengan sapunya
“Terima kasih Ava, oh iya besok sore Pak Budi free setelah mengantarkan Tono? Boleh langsung mengambil barangku di hotel bersama PJ ya”
“Ok, Ian! ucap Ava singkat karena masih takut karena kejadian tadi”
“Ava setelah semuanya selesai, besok aku berencana menggelar pesta kecil. Kamu tolong bantu untuk mempersiapkan semuanya termasuk makanan kecil untuk standing party”
“Buat berapa orang Ian?”
“5 orang ! Aku, Kamu, PJ, Pak Budi, dan Tono”
Muka Ian langsung kusut begitu mengucap nama Mas Tono
Baik banget Ian professional undang Mas Tono! Duh tapi serem deh takut terjadi perkelahian lagi. Cemas Ava
-0-
Location/Time : Condominium Ian (5.30 PM)
Pantulan air dari kolam renang menari-nari di wallpaper dinding berwarna putih gading sebuah kondominium.
Interior khas Bali nan elegant berpadu indah dengan pemandangan matahari yang melebur jingga diangkasa.
Gedung-gedung tinggi mulai memakai perhiasannya yang berupa kilauan lampu - lampu untuk menyambut datangnya malam. Kota metropolitan yang tidak pernah tidur.
Sudah sejak jam 2 PM/siang Ava, Paijo dan Pak Budi membantu Ian memindahkan barangnya dari hotel dan membereskan semuanyanya di kondominium.
”Bagaimana Ava Kondominiumnya?”
“Aku cukup heran Ian, ternyata kamu menyukai konsep tradisional Indonesia dan bagaimana kamu mendapatkan kondominium dengan konsep villa tradisional ditengah kota begini ?”
“Sebenarnya aku terkesan dengan restoran Indonesia tempat kita dinner minggu lalu. Kolega ayahku juga sebenarnya sudah menawarkan banyak pilihan walau hampir menyerah karena tidak sesuai dengan yang aku inginkan! Namun, begitu melihat condominium ini aku langsung menjatuhkan pilihanku tanpa berfikir dua kali”
Yipiy, terbebas dari drama cari-cari tempat tinggal Ian. Kolega Ayahnya Ian aja yang udah pasti professional hampir menyerah!!!”
Ava senang sekali peristiwa makan malam di restoran yang kental dengan pengaruh jawa minggu lalu menginspirasi Ian
“Pilihan yang bagus Ian!”
“Tentu saja Ava, aku selalu menginginkan yang terbaik.” Ucap Ian angkuh
Ian mengotak atik sound dan sibuk memilih milih musik, tidak lama terdengar suara dentingan piano Chopin sayup mengiringi Cocktail party yang segera dimulai.
Pak Budi dan Paijo sibuk menata semua finger food sesuai arahan Ava. Ava memesannya dari hotel terbaik karena ia berusaha agar Ian tidak rewel.
Finger food-nya sangat cantik mulai dari Canape (makanan ukuran mini yang dekoratif - paduan biskuit, kraker, potongan roti tawar, buah etc), Petit four (kue kue mini cantik icing/glaze/fondant), mini pastries dan sandwich.
Ava sibuk meracik mocktail (campuran dari dua atau tiga bahan minuman, seperti sari buah dicampur minuman bersoda).
Ian mengikuti saran Ava sementara cukup menyajikan Mocktail saja karena menghormati Pak Budi dan Paijo, sehingga lebih baik untuk Coktail ( minuman yang mengandung alcohol) bisa untuk lebih malam saja.
Ava yang telah selesai meracik minuman kemudian pergi ke toilet dan mengganti bajunya dengan dress putih nan elegant, touch up make up nya yang flawless, tak lupa ia sematkan anting-anting mutiara dan sentuhan akhir perfume J'adore dior favorite-Nya dengan wangi floral fruity.
Ternyata sang pemilik mata mediterania memperhatikannya di sudut ruangan. Sementara didepannya ada Pak Budi dan Paijo yang juga sudah rapih dengan baju batiknya.
Ian lalu menghampiri Ava
“Ava benar apa yang kamu katakan Indonesia begitu Indah dan kamu salah satunya”
Ian mengedipkan satu matanya sambil tersenyum
Gombal banget, maksudnya apa coba si Ian pake kedip kedip segala
Bell berbunyi, Mas Tono datang bersama seorang wanita yang memakai dress hitam nan sexy
Diam-diam pacar Mas Tono Naomi seorang model dan pemain film terkenal boleh juga pilihan Mas Tono.” Ava Tertegun
“Wow nyonya Ava!!! kamu kelihatan seperti nyonya rumah loh pangling aku. Janjian ya sama Ian pake baju putih?” Mas Tono menggoda Ava
“Ah Mas Tono bisa aja deh. Ya ga lah Mas! yang ada malah jadi upik abu bebersih mulu haha”
Naomi memberikan sebotol wine pada Ian
“Oh jadi kamu bossnya Tono? Jangan sekali-kali menyentuh dia lagi ” Naomi terlihat marah pada Ian
“Ok” dahi Ian mengernyit karena pertemuan pertamanya dengan Naomi begitu unik
Kehebohan Naomi dan Mas Tono yang pandai mencairkan suasana membuat pesta kecil ini menyenangkan dan menjadi ramai walau jumlah peserta pesta hanya sedikit.
Mas Tono dan Ian terlihat akur seperti tidak pernah terjadi apa- apa walau tanda memar pudar akibat perkelahian mereka masih nampak di wajah masing masing.
Keduanya mengerti sekali memisahkan hubungan professional dan personal.
Di pesta ini mereka berdua menjadi seperti teman dekat yang lama tidak bertemu. Naomi berkeliling kebingungan, kemudian bertanya pada Ian
“Hey Ian, apakah ada cocktail? ini Cocktail Party kan?”
Ian terdiam sejenak, begitu hendak menjawab
“Naomi, untuk minuman cocktail ada Classic Mojitos, Orange Martini dan White Sangria with Limes, Mint and Apples”
“Aku mau classic mojitos ya Ava” Naomi menjentikan jari tangannya senang begitu mendengar minuman favorite- Nya disebut
“Ok, Mas Tono dan Ian maunya apa?”
Ava tidak menawarkan Pak Budi dan Paijo karena ia mengetahui keduanya tidak minum alcohol
“Sama deh sama Naomi, Terima kasih Ava” Ucap Mas Tono agak sedikit tidak enak
Ian hanya diam seribu bahasa dan Ava langsung melenggang menuju Bar dan bersiap meracik request. Ian tidak lama menghampirinya
“Ava kamu bartender ??? Seharusnya kita cukup memberikan segelas wine saja tidak masalah dan aku tidak mau kamu repot - repot.” Ucap Ian keberatan dengan Ava yang mempersiapkan Cocktail
“Is ok Ian, lagipula bagaimana bisa cocktail party namun tidak ada minuman cocktail-Nya?”
Tidak lama Paijo dan Pak Budi menghampiri Ava.
“Kebetulan saya dan Paijo mau pamit Pulang Non Ava. Mas Tono juga meminta saya mengantarkan Non Ava”
“Kamu mau pulang sekarang Ava? nanti saja ya please”
“Sudah selesai ini Mbak? minumannya, sini saya saja antar ke Mas Tono dan mbak Naomi.” Ucap Paijo sambil menarik nampan dari tangan Ava
“Ian ini dua kotak finger food boleh ya buat Pak Budi dan Paijo”
“Terserah” ucap Ian singkat
Ava menyerahkan kotak itu kepada Pak Budi
“Pak Budi dan Paijo pulang saja duluan dan ini kue buat keluarga Pak Budi dan Paijo yang menunggu dirumah”. Ucap Ava sembari menyerahkan dua kotak lady finger itu
“Wah terima kasih Nyonya Ava.” ucap pak Budi bercanda
“Apaan sih Pak Budi!!” Ucap Ava malu
“Kamu pulang Ava?” Ian mengulangi pertanyaan-Nya dan masih menunggu jawaban Ava
“Tidak Ian, aku akan bantu kamu hingga pestanya selesai”
Ian terlihat sumringah dan rona keceriaanya terpancar seperti anak yang mendapatkan permen
Ava, aku mau Orange martini please
Iaaaaaaan!!! kenapa ga sekalian dari tadi? kan jadi kerja dua kali!! Apa kabarnya dengan ucapannya beberapa menit lalu?? segelas wine saja tidak masalah
Pesta berlangsung hingga hampir jam 12 malam, setelah Mas Tono dan Naomi pulang. Ava yang memang sengaja minum mocktail saja (Minuman tidak beralkohol) lalu sibuk membersihkan sisa pesta.
Sementara Ian yang sudah terlalu mabuk terdiam dan sibuk mengganti - ganti channel tv secara acak.
Tidak lama Brenda menelpon dan sepertinya terjadi perkelahian diantara mereka berdua karena Intonasi suara Ian yang meninggi
Jadi upik abu bener-bener ni, weekend bukannya istirahat malah tambah sibuk ni gegara si Ian! Keluh Ava didalam hati sambil mencuci piring
Tiba tiba Ian memeluk Ava erat dari belakang. Ava yang terkaget langsung menampik, namun Ian yang sudah tidak seimbang hampir saja terjatuh dan Ava dengan sekuat tenaga menahan agar Ian tidak terjatuh
Udah mabuk ni si Ian! kangen kali ya sama Brenda makanya main peluk peluk aja sembarangan
Ava memapah Ian dan menaruhnya ditempat tidurnya yang ternyata juga berkonsep tradisional lengkap dengan kelambu putih.
Ava takjub melihat pemandangan di kamar Ian yang dikelilingi oleh kaca dan gedung-gedung tinggi yang mengelilingi kamar Ian.
Wow keren banget, gila sih instagramable or pinterest mode on nih.
Ava melonggarkan ikat pinggang dan melepaskan sepatu Ian. Sementara dimeja sebelah tempat tidur Ian layarnya selalu menyala karena Brenda yang menelpon berkali kali
Kasian juga Brenda, seperti di gantung hubungannya oleh Ian! Entahlah sepertinya hubungan yang rumit! Ava lalu pulang dari Kondominium Ian.
TAGS :baca novel gratis, baca novel, novel gratis, baca wattpad, novel online gratis, aplikasi novel gratis, baca novel romantis gratis, Novel Best Seller indonesia, novel bagus, baca novel online, aplikasi baca novel gratis, wattpad cerita, aplikasi novel,, wattpad online, baca novel online gratis, baca novel gratis online, novel gratis online, baca novel online gratis bahasa indonesia, cerpen romantis wattpad, novel online wattpad,website baca novel gratis, baca novel indonesia,fizzo,wattpad,kbm,
0 Comments