NOVEL ONLINE NYONYA AVA CHAPTER 6 IAN THE DUKE OF HAZARD

 



Location : Ruang Meeting (4 PM/Sore)


Mas Tono dan Ian Bertikai karena hampir saja Ian mengacaukan lobi (lobi: melakukan pendekatan secara tidak resmi) yang selama ini Mas Tono upayakan dengan calon client.


Sikap angkuh Ian rupanya membuat calon client tersinggung. Untungnya Mas Tono bergerak cepat mengambil hati mereka lagi dan menetralkan keadaan.


“Bagaimana kamu menggelontorkan uang yang besar hanya untuk makan siang di restoran mewah dan mereka juga membawa seluruh keluarga mereka.


Kita bahkan belum mendapatkan project -Nya” Ian berkata dengan nada tinggi


“Kamu harus mempelajari karakter dari client dan membuat mereka senang bukankah itu adalah bagian dari lobi Ian!”


“Tidak Masuk akal, mereka seharusnya cukup fokus dengan pelayanan terbaik kita.


Penawaran harga yang bagus dengan kualitas prima, bahkan teknologi kita teruji mampu mempercepat waktu pengerjaan proyek yang berujung pada menghemat biaya operasional mereka.


Bukankah itu saja sudah menguntungkan perusahaan mereka”


“Buat perusahaan mereka jelas untung! Tetapi kita harus menjelaskan produk kita disuasana yang menyenangkan dan mereka tau service kita bagus karena diawal saja kita sudah membuat mereka merasa seperti raja. Bukankah itu strategi cerdas Ian”


“Bisakah kamu menaruh mereka di restaurant yang tidak semahal itu, dengan adanya pembatasan jumlah orang yang datang bukankah akan lebih menghemat budget?”


“Kita harus menunjukan walau kita perusahaan yang baru mulai tetapi kita bisa meyakinkan mereka dari hal terkecil dan kesan pertama menentukan segalanya”


Ian terdiam sejenak lalu berusaha berargumen lagi. Ian tipikal yang keras kepala dan ingin mendominasi tidak perduli benar atau tidak.


“Tapi tidak, tetap saja idemu buruk Tono. Berapa jumlah yang harus kita bayar sebelum mendapatkan proyek bukankah itu terlalu beresiko”


Mas Tono yang biasanya kalem mulai naik pitam karena kelakuan Ian


“Hey dengar ya 'The Duke of hazard'. Kamu hampir saja menghilangkan proyek besar. Uang yang kita keluarkan untuk restoran tidak seberapa dibanding nilai proyek yang akan kita dapatkan! Kamu terlalu main aman Ian”


Ian yang terbakar amarah lalu berdiri dan memegang kerah Mas Tono


“The Duke of Hazard hey, apa maksudmu?”


Mas Tono pun terlihat bersiap apabila memang terjadi duel. Paijo yang sedang berada diluar ruangan spontan berlari masuk dan berusaha berada ditengah keduanya.


Niat hati ingin melerai, namun Paijo yang memang memiliki badan tipe petite/mungil tidak mampu menahan dua raksasa yang menghimpitnya Ava yang mulai cemas akan timbul perkelahian kemudian berusaha memberhentikan mereka


“Stop Ian dan Mas Tono please bisakan dibicarakan secara dewasa”


Namun ucapan Ava tidak dapat mencegah kobaran amarah mereka


“Ya, memang kamu Duke of Hazard Ian, berbahaya dalam deal sebuah project”


Ian melayangkan bogem mentah ke wajah Mas Tono dan Mas Tono pun juga membalasnya


“Stop Mas Tono, Mister!Mas Tono!!!”


Tapi Sayang bogem Mas Tono meleset dan mengenai jidat kanan Paijo


“Wadoh, Mas!”


Lalu Mas Tono berusaha lagi dan akhirnya berhasil mendaratkan bogemnya tepat diwajah Ian yang memang sudah lebam dan ia pun meringis kesakitan.


Ian yang begitu kesal menyerang balik, namun kali ini dasar nasib Paijo yang apes lagi lagi kena tepat di jidat kiri nya


“Wadoh kena lagi!! stop mister, mister haduh ora ngerti bahasa inggris!


Melihat sengitnya perkelahian dan kasian dengan Paijo yang turut jadi korban, Ava bertindak cepat ia lalu menyiram satu teko Air pada mereka semua sambil berteriak


“Stop semuanya!!!”


“Waduh mbak Ava, memangnya kucing garong disiram”


-0-


Location: Pantry, 6 PM Sore


Akhirnya mereka tenang karena Ava membuatkan Kopi yang enak untuk semuanya. Mereka menyeruput kopi sambil sibuk masing masing dengan salep, Obat merah dari kotak P3k untuk mengobati luka lebam.


Serta tissue untuk mengeringkan badan. Ian tiba tiba tertawa melihat Paijo yang terdapat dua benjolan dikepalanya


“Hey PJ kamu terlihat seperti Hellboy”(US superhero berdasar Karakter dari Dark Horse - Komik)


Ava dan Mas Tono ikut tertawa menyadari muka Paijo memang menjadi lucu ditambah 2 benjolnya yang benar benar seperti Hellboy


“Tapi hebat loh si Paijo inisiatif masuk dan berani melerai” Ava kagum dengan keberanian Paijo


“Maaf ya Paijo, sampai babak belur begini” Mas Tono yang merasa kasian lalu memberikan semua uang yang ada di dompetnya kepada Paijo sebagai bentuk santunan


Ian yang melihat hal tersebut tidak mau kalah dan memberikan uang dari dompetnya


“Ini untukmu PJ”


Paijo yang awalnya meringis sakit tiba tiba sembuh, bagaimana tidak berbahagia karena jumlah uang yang ia terima cukup besar seperti 3 bulan gaji.


Paijo langsung mencium dan kipas kipas dengan uang yang ia terima:


"Orang kaya" ucapnya sambil tersenyum sumringah. Ava, Mas Tono dan Ian tertawa renyah melihat sikap Paijo


-0-


Location Office: Jam 7 PM


Dibalik ruangan kerja kacanya, terlihat Ian masih sibuk bekerja karena kemungkinan ia masih mempelajari segalanya, maklum hari pertama bekerja. Ava mampir keruangannya untuk pamit pulang sementara Ian masih terlihat serius memandang layar laptop


“Bye Ian!”


Ayo cepat kabur Ava sebelum semuanya terlambat


“Kamu ingin kembali sekarang, jam berapa ini? Oh sudah jam 7 PM, tunggu Ava!”


Oh No, oh no, oh no no no...


-0-


Location: Restaurant - Mbah Jingkrakz, Setiabudi (8.45PM)


Pak Budi mengantarkan Ian dan Ava kesebuah restaurant pilihan Ava. Konsep aritektur rumah joglo menyambut mereka lengkap dengan payung payungan didepan gebyog (pintu masuk ukiran Jepara)


“Yuk Pak Budi, ikut makan malam’ Ucap Ava


“Saya tunggu diluar saja non” Pak Budi merasa tidak enak


“Wah jangan gitu dong pak, ayuk makan bareng!”


“Terima kasih non, tapi kasihan istri saya sudah masak!”


Ava lalu berbicara pada Ian agar Pak Budi pulang saja dan tidak perlu standby


“Ian boleh ya, Pak Budi habis ini pulang”


“No, aku pulangnya gimana?”


“Sudah gampang, nanti aku yamg antar pakai taxi”


“Ok . Ucap Ian singkat!”


Restaurant dengan etnik jawa kental itu milik salah seorang seniman terkenal. Disukai banyak orang dari berbagai kalangan, bahkan president pernah makan di tempat tersebut.


“Mohon maaf mbak, kami penuh” Tiba tiba seorang waitress lainnya datang dan melaporkan baru saja ada satu tempat kosong


“Ok, kami ambil”


Waitress memberikan welcome drink berupa beberapa pilihan jamu. Ian mencium gelas jamu tersebut dan mencicipi dengan hati-hati segelas kunyit asam dingin, sedikit demi sedikit ia meminumnya sampai akhirnya habis.


Mereka memasuki ruangan yang sepertinya berkonsep warung zaman dulu. Sedikit gelap hanya diterangi oleh lampu kuning yang bersinar lembut dan lilin - lilin.


Beragam makanan khas Jawa tertata apik dengan alas daun, piring tanah liat dan sendok dari batok kelapa.


Ian terlihat sangat enjoy, ia pun mulai bertanya dan memilih hidangan ditemani suara gamelan yang terdengar sayup.


Mereka berjalan mengikuti waitress yang memakai pakaian Jawa sederhana nan rapih.


Semakin keluar ruangan semakin ada cahaya lampu yang menerangi berbagai karya seni mulai dari pajangan hingga lukisan.


Disetiap sudut ruangan terlihat berbeda satu sama lain, walaupun acak namun anehnya keunikannya justru seperti harmoni yang bersatu, membuat rasa penasaran muncul mengenai apalagi yang akan ditemui berikutnya.


Rumah yang cukup seru karena didalamnya terdapat area petualangan dalam bentuk karya seni dan juga zona waktu yang berbeda (konsep zaman dulu, 1990 hingga futuristic ) sebuah imaginasi yang diwujudkan dalam konsep ruang.


Tibalah sang waitress ketempat duduk yang ternyata mejanya benar - benar diluar dugaan. Sangkar putih besar yang dikelilingi oleh dedaunan merayap berada ditengah kolam renang. Ian dan Ava duduk dikursi dari pohon jati yang memiliki lingkaran tahun.


Dibawahnya terdapat lantai kaca yang langsung bisa melihat air beserta berbagai guci yang ditenggelamkan sehingga kesannya sedang berada dilaut yang penuh harta karun.


Disekeliling juga begitu asri dengan tumbuhan hijau. Konsep yang menenangkan. Ian tertawa lepas begitu duduk disangkar besar tersebut


“Mikirin apa lagi ni orang”


“Ava, kita seperti berada disarang cinta” Ucap Ian sambil masih tertawa terkekeh


Ava mengambil poci dari tanah liat dan menuangkan Teh yang terbuat dari daun teh kasar yang diseduh dengan melati segar. Ava lalu menaruh sedikit bongkahan gula batu digelas ian.


“Ian coba deh ini teh melati , biasanya akan bikin kamu relax. melepaskan stress dari hari yang melelahkan”


Ian menyeruput tehnya dan menikmatinya, Dering handphone Ian sejak dari mobil tidak berhenti berbunyi dan Ian juga terlihat enggan mengangkatnya.


Ava mencuri pandang pada layar ponsel Ian yang besar, ada gambar wanita latin cantik dengan tulisan nama contact ' Brenda' Ian yang awalnya bahagia, rona wajahnya langsung berubah kusut begitu melihat handphonenya dan segera merubah nada dering menjadi silent


“So Ian, bagaimana cerita akhirnya kamu bisa dikirim ke kantor cabang di Indonesia”


“Sebuah hal besar terjadi karena kesalahanku jadi aku akan membuktikan bahwa aku mampu menjadi orang yang lebih baik”


Tiba-tiba Ian begitu serius


“Suasana baru tentunya tidak mudah Ian!Tapi pastinya kamu akan bisa menjalaninya dan semakin menikmati setiap moment. Indonesia memiliki pesona tersendiri yang nanti akan membuatmu mencintainya tanpa syarat” Ava berusaha mencairkan suasana


Ian menikmati mie goreng jawa yang legit, saus nyemek campuran kecap manis dan rempah Indonesia wanginya mengundang selera dengan rasa manis gurih yang pas.


Tekstur krispi kol goreng berpadu bawang goreng menyempurnakan semuanya. Ian juga begitu lahap menyantap sate ati dan telur buyung puyuh


“Rasanya Manis? Juga Asin? Wow Lidahku begitu bingung Ava, tetapi ini enak. Sepertinya kamu benar Ava, aku mulai mencintai Indonesia”


Si mata mediterania mengerling, sambil tersenyum manis


Lama lama diabetes kebanyakan liat Ian, nih


Tidak lama screen ponsel Ian menyala lagi dan Brenda. Seketika Jiwa ingin tahu Ava bergejolak


“Sepertinya ada yang menelponmu mungkin saja urgent”


“Yeah Brenda, ga urgent kok”


“Pegawai kantor kita di UK ya” Ava ingin tahu dengan cara elegant nan lugu


“Brenda yang menelpon! sebuah complicated relationship”


Ava menuangkan lagi teh poci melati kegelas Ian. Ian yang merasa nyaman dengan suasana sekitar yang artistic, hijau dan menenangkan kemudian mulai bercerita.


“Aku dan Brenda bertemu di perguruan tinggi. Dia anak manis dan pintar membuatku jatuh cinta. Hubungan kami berdua ditentang oleh keluarga kami”


Ava mendengarkan dengan seksama bak seorang psikolog


“Apakah kamu mencintai Brenda?”


Sang mata mediterania menatap Ava tajam, membuat Ava sangat takut karena mungkin pertanyaanya sangat privacy


“Aku melamarnya untuk menjadi istriku tapi sebuah peristiwa besar terjadi dan memisahkan kami berdua”


“Mengapa kamu tidak membawa Brenda kemari?”


Ian terkejut dengan pertanyaan Ava dan mulai merasa obrolan ini menjadi semakin berat dan Ian merasa kurang nyaman. Namun Ian tetap memberikan jawaban


“Pindah selama 6 bulan diluar UK, mengejar target membangun bisnis baru. Membawa Brenda, sama sekali bukan ide bagus Ava. Terlalu banyak yang harus aku tanggung dalam satu waktu” Ian kemudian melihat Jam Tangan mewahnya


“Saatnya kembali Ava! bukankah besok kita harus kembali bekerja?”


Ava mengantarkan Ian ke hotelnya dengan taksi dan kemudian kembali ke kosnya. Sementara waktu sudah menunjukan jam 1 am/malam.


-0-





TAGS :baca novel gratis, baca novel, novel gratis, baca wattpad, novel online gratis, aplikasi novel gratis, baca novel romantis gratis, Novel Best Seller indonesia, novel bagus, baca novel online, aplikasi baca novel gratis, wattpad cerita, aplikasi novel,, wattpad online, baca novel online gratis, baca novel gratis online, novel gratis online, baca novel online gratis bahasa indonesia, cerpen romantis wattpad, novel online wattpad,website baca novel gratis, baca novel indonesia,fizzo,wattpad,kbm,

0 Comments