PHOTO BY PINTEREST - DYN |
Location: Jakarta
Sang burung besi silih berganti menghiasi langit bandara Soekarno Hatta. Ava menaiki taxi bandara yang melaju kencang hingga ia merasakan sedikit goncangan ketika ban-ban taxi berbenturan dengan aspal panas jalan tol.
Ava merasa kehilangan arah karena kali ini ia tidak bisa pulang kerumah, ia harus mencari jalannya sendiri untuk bertahan hidup.
Mau kemana ya? Ava gusar sementara perutnya terasa sangat lapar karena sejak kemarin ia tidak makan seharian. Taksi Bandara langsung mengantarkannya ke MCDonald Sarinah.
Dua Ayam goreng Crispy dengan saus asam manis terasa enak dimakan dengan nasi panas, sesekali Ava memakan kentang goreng bertabur bumbu barbeque dan menyeruput coffee float jelly dengan whipped cream diatasnya.
Ava mendapat tempat duduk diujung ruangan yang menghadap langsung ke parkiran. Ia memandangi mobil Pajero sport yang mirip dengan mobil kesayangannya. Mood Ava berubah mengingat Bahdenmenjual mobil itu untuk biaya pernikahannya yang digelar besar-besaran.
Ava mengunyah ayam goreng crispy -nya perlahan sementara mobil Pajero Sport itu pergi dan nampaklah seorang ayah penjual Koran memberikan burger kecil yang ia ambil dari amplop kertas coklat dengan logo Mcd. Gadis kecil itu terlihat riang gembira lalu memakan burgernya lahap.
Berapa jumlah koran yang dijual oleh ayahnya dipanas terik begini hanya untuk membelikan sepotong burger untuk anak gadis itu? Pengorbanan seorang ayah...
Ava teringat masa kecilnya ketika anak tetangga sebelah dibelikan boneka beruang besar oleh orangtuanya. Ava yang asyik bermain dengan anak itu tiba-tiba pulang dan menangis dan meminta Bahden membelikan boneka yang sama.
Keadaan ekonomi Bahden yang pas-pasan karena masih merintis usaha tidak menyurutkannya untuk membahagiakan sang anak.
Bahden mengambil pekerjaan lembur dan serabutan hingga beberapa hari kemudian ketika Ava terbangun dari tidur lelapnya, Boneka beruang putih besar itu sudah ada disebelahnya dan Ava loncat kegirangan.
Boneka beruang dengan sedikit bercak darah dibeberapa tempat yang susah dihilangkan. Darah yang berasal dari telapak tangan Bahden yang melakukan pekerjaan kasar dalam waktu panjang.
Mata Ava berkaca-kaca mengingat hal yang membuatnya faham situasi itu justru ketika ia telah dewasa.
Seharusnya aku mendukung kebahagiaan Bahden bukankah ia sudah berkorban banyak untukku. Aku justru menentang pernikahannya bahkan tidak datang di hari bahagianya betapa egoisnya aku.
Ava kembali menggeret koper merahnya menuju ayah dan anak itu. Ia lalu memberikan bungkusan MCD paket komplit dan happy meal untuk keduanya sebagai tanda terima kasih karena memberikan pelajaran yang berharga untuknya.
Mereka menerima dengan senyum dan senyum itulah yang seakan meluruhkan permasalahan Ava. Tidak lama handphone Ava berbunyi rupanya Bu Dosen Kemuning
"Hallo, apa kabar Bu Kem?"
"Baik, Ava kamu sudah baca email ibu kemaren? jangan lupa interviewnya 1 jam lagi ya"
Ava kebingungan sejenak mengenai maksud Ibu Kemuning dan baru teringat mengenai email Ibu Kem Kemarin.
Pantas saja secara tidak sadar aku pergi ke Jakarta Pusat ketika kehilangan arah rupanya... Kem tersenyum karena tuhan sangat baik padanya dan mengarahkannya
"Siap bu, saya upayakan tepat waktu ya kebetulan sekarang saya ada di Sarinah " Ava semangat dan seakan tidak ingin kehilangan kesempatan emas
"Oalah bagus itu sudah dekat sama jalan Sudirman, Kamu tenang saja yang interview nanti si Tono keponakan saya. Dia orangnya baik, Semoga Sukses ya Ava ."
"Terimakasih Bu Kem atas kesempatannya dan juga pengingatnya"
Ava langsung sibuk mencari email Ibu Kem untuk melihat lokasi interview yang ternyata dekat sekali cukup 10 menit dengan MRT.
Ava takjub memandangi gedung perkantoran Jakarta yang tinggi menjulang, ketika ia memasuki komplek perkantoran tempat interview Ava terpana dengan gedung berwarna putih yang terlihat elegant dari sisi design dan bahkan terdapat air mancur besar didepannya menetralkan panas terik siang itu.
Kantor berlantai 18 ini memiliki security system yang berlapis seperti memasuki bandara untuk check in Ava menaruh tasnya pada mesin screening lalu security wanita memeriksa tubuhnya dengan tongkat hitam penangkal hal berbahaya.
Resepsionis di lobby utama terlihat cantik bagaikan model tetap professional dengan blazernya walau AC central sangat dingin.
Plat Besar yang terbuat dari kuningan dibelakang meja resepsionis menampung papan nama perusahaan, bank, hingga kedutaan yang berada digedung itu.
Lantai marmer gading begitu mengkilap dengan lampu-lampu kuning menyinari galeri lukisan ditengahnya.
Ava langsung menuju toilet untuk touch up make upnya yang berfaham natural. Tak lupa ia memakai perfume kesukaannya J'adore Dior yang floral fruity nan elegant.
Ava mengganti bajunya dengan kemeja putih dalam sekejap ia terlihat seperti model runaway dibandingkan orang yang bersiap untuk interview kerja.
Mas Tono menemui Ava di lobby karena harus segera meeting dengan Client satu jam lagi.
Ava duduk menunggu di sofa putih nan nyaman kemudian terpesona oleh pria muda tampan yang mendekat kearahnya.
Wanginya sangat sexy campuran zat pheromone dengan bias wangi fresh mint yang ajaibnya berganti dengan scent karismatik nan hangat dengan sentuhan oud dan ambergris. Siapapun pasti akan betah berada didekatnya.
Pria itu memakai setelan kemeja biru muda, celana jeans, six pack dan terlihat smart dengan kaca matanya bisa dibilang ia merupakan gambaran pria metroseksual yang menurut Mark Simpson, jurnalis lifestyle dari Inggris menulis: "Pria Metroseksual, merupakan pria lajang belia dengan pendapatan berlebih, hidup dan bekerja di kawasan perkotaan - karena di situlah toko-toko terbaik tersedia)"
Calon Boss yang keren
"Hi Ava yes?" ia lalu menyodorkan tangannya untuk berjabatan tangan dengan Ava lalu menaruh surface - nya di Meja
"Mas Tono ya?" Jabatan tangan Mas Tono mengesankan ia tipe percaya diri dan pasti
"Apa kabar Ava? gimana gimana , perjalanan kesini apa kah jauh?"
"Baik mas, terima kasih sudah diberi kesempatan wawancara! iya mas, saya baru saja dari Singapore!"
Mas Tono yang sepertinya detail mengamati koper merah Ava hingga gaya baju Ava yang formal namun tampil berani dengan jeans robek dan sepatu boots coklat.
"Oh wow dan kamu langsung interview kerja? Terima kasih ya kamu bela-belain mampir kesini. Mas Tono cukup surprise dengan keunikan Ava
Sopan banget Mas Tono benar kata Bu Kem orangnya Baik
"Sebelumnya saya mau mohon maaf ya, karena sejam dari sekarang harus ketemu client. Jadi pertemuan ini akan berlangsung cepat.
OK, Walaupun dari segi pengalaman dibidang perkantoran dapat dikatakan kamu 0 experience. Namun Sesuai rekomendasi dari tante Kemuning setidaknya saya sudah mendapatkan gambaran bahwa kamu orang yang cerdas dengan kata lain bisa jadi fast learner
Saya sudah banyak bertanya mengenai kamu pada tante saya beliau mengatakan setiap kali kamu mengerjakan tugas selalu out of box dan cerdas jadi saya berasumsi kamu bisa diandalkan."
"Dari saya ok approved kamu bergabung diperusahaan ini dan kalau ada yang mau ditanyakan silahkan"
"Wah, terima kasih banyak mas Tono atas kesempatannya, boleh saya diberi gambaran mengenai perusahaan ini dan job desknya?"
"OK Kebetulan perusahaan ini bergerak dibidang Service Minyak dan gas dari UK, baru saja buka cabang dan menjadi kantor.
Awalnya saya bekerja remote namun sekarang sudah dipercayakan untuk membuka kantor cabang disini karena ternyata permintaan akan jasa kita meningkat signifikan sehingga mulai banyak deal dengan client dan tidak tertutup kemungkinan akan ada banyak engineer yang datang dari luar sehingga perlu membuka kantor."
"Job desk kamu Sekretaris merangkal berbagai hal yang menyangkut administrasi bisa jadi lebih banyak lagi. Kamu bantu handle office dan saya akan lebih ke client"
"Oh begitu, kira kira berapa jumlah pegawai perusahaan?"
"Pertanyaan bagus Ava, kebetulan yang di approved dari pusat ada Saya, Driver, Office Boy dan sekarang posisi kamu."
"Kira-Kira kapan ya mas, saya mulai bergabung?."
"Mulai dari Senin depan ya Ava."
Telpon Mas Tono lalu berdering dan ia mengangkat telpon
"Hello Pak Budi. Ah ok, sudah di loby ya pak, ok saya kesana sekarang ya terima kasih pak!"
"Well, Ava saatnya saya pergi sekarang! Kalau ada pertanyaan kamu boleh wa dan saya juga akan kirimkan email mengenai job desk kamu ya.
Mengenai offering kontrak akan di kirimkan oleh Lin karena sementara ini kita masih pakai admin dari pusat . Sekali lagi selamat bergabung!"
"Terima kasih banyak Mas Tono, saya akan berusaha sebaik baiknya!"
Mas Tono mengambil tasnya dan bergegas menuju lobby dimana mobil Hilux putih sudah menunggunya
-0-
Location: Kos Baru Ava
Ava menggeret koper merahnya berusaha mencari kos - kosan didekat kawasan perkantoran tersebut untuk menjadi tempat tinggalnya setidaknya malam ini ia memiliki tempat untuk tidur.
Ia akhirnya menemukan kos-kosan yang terlihat begitu asri, sebuah rumah besar yang mengingatkannya pada rumahnya di Bandung.
Rumah kos itu walaupun berada ditengah perkotaan namun banyak pohon disekelilingnya dilengkapi kolam ikan koi yang menyambut didepan.
Ava berjalan menuju ruang depan dan berhasil bertemu dengan Pak Andre yang sedang sibuk memberi makan burung Beo.
"Selamat sore saya Ava, apakah disini ada kamar kosong?"
"Selamat Sore non! Ada tinggal 1 kamar karena kemaren ada penghuni yang pindah. kosan disini khusus untuk wanita dan rata rata penghuninya adalah pekerja swasta, pelajar hingga pegawai pemerintah!"
"Fasilitas kos apa saja? maaf nama bapak siapa ya?"
"Panggil saja Pak Andre non. Fasilitasnya berupa Kamar yang sudah komplit dan ada balkon yang menghadap ke jalan dengan pemandangan gedung perkantoran. Mari silahkan lihat-lihat dulu"
Pak Andre mengambil kunci dan mengajak Ava melihat - lihat ruangan kos bekonsep minimalis futuristic itu, terdapat tempat tidur ukuran queen bed yang rapih dengan seprai putih hingga toilet.
Fasilitasnya tidak kalah dengan hotel. Ava yang kelelahan menginginkannya hari itu juga.
Ava: "Ok saya ambil yang ini ya pak, boleh saya langsung menempatinya hari ini juga?"
Pak Andre: "Wah boleh sekali non. Sistem pembayaran dimuka ya non dan juga ada deposit"
Tanpa pikir panjang Ava langsung membereskan pembayaran dengan uang cash yang dibawanya dan Pak Andre lalu memberikannya kuitansi.
"Selamat beristirahat, Non Ava" Pamit Pak Andre
"Terima kasih Pak Andre" Ava menghela nafas lega segalanya terasa ajaib karena ia mendapatkan pekerjaan dan sudah memiliki tempat untuk bernaung.
Ava menyalakan AC sambil merebahkan diri dikasur empuk nan nyaman sambil tersenyum walaupun ia sudah menghabiskan hampir setengah dari uang yang ia miliki namun seperti ada kepuasan batin tersendiri.
Hanya saja tiba-tiba terasa sesak di dada. Sebuah lubang besar berada dihatinya karena ia sangat merindukan Bahden dan suasana rumah yang asri dan tentram di Bandung.
Baru kali ini ia terpisah dengan Bahden, terutama seterusnya ia akan tinggal di tempat baru ini.
Semoga keputusan Bahden menikah dengan wanita itu bisa membuat Bahden bahagia. Aku mencintai Bahden setidaknya hal itu yang tidak akan pernah berubah.
Ava bergumam dalam benaknya ketika didalam kesunyian pikirannya berubah menjadi sebuah film dengan kenangan manis bersama Bahden sehingga membuatnya kembali menangis.
Akhir-akhir ini aku sangat melankolis
Ava awalnya berniat menelpon Bahden setelah tangisnya usai namun tetesan air matanya tidak berhenti membasahi pipi hingga akhirnya ia tertidur lelap dan hanyut jauh kealam mimpi yang dalam tak berjeda
-0-
TAGS :baca novel gratis, baca novel, novel gratis, baca wattpad, novel online gratis, aplikasi novel gratis, baca novel romantis gratis, Novel Best Seller indonesia, novel bagus, baca novel online, aplikasi baca novel gratis, wattpad cerita, aplikasi novel,, wattpad online, baca novel online gratis, baca novel gratis online, novel gratis online, baca novel online gratis bahasa indonesia, cerpen romantis wattpad, novel online wattpad,website baca novel gratis, baca novel indonesia,fizzo,wattpad,kbm,
0 Comments