NOVEL ONLINE NYONYA AVA CHAPTER 13, SPARK II

PHOTO BY PINTEREST 




Ian yang rupanya sedang tertidur lelap lalu terbangun kaget. Samar-samar ia melihat Mas Tono, Pak Budi dan Ava.


"Ada apa kalian semua disini?, Apa aku hari ini sedang berulang tahun?" Ucap Ian serak


Mas Tono memegang bagian dahi Ian yang ternyata panas sekali namun ia menggigil kedinginan.


Mas Tono rupanya tau benar apa yang terjadi pada Ian karena ia pun selalu mengalami hal yang serupa apabila kelelahan, seringkali setelah kembali dari offshore


"Ian mari kita ke rumah sakit"


"No, aku baik baik saja"


"Ian setidaknya kamu harus berobat, sebelum semakin parah"


"Tubuhku akan mengobatinya sendiri" ucap Ian angkuh


Mas Tono melihat jam tangannya dan memperediksi waktu. Ia lalu berlalu pergi keluar ruangan diikuti oleh Pak Budi


"Ian, mari kita kerumah sakit" Ava berusaha membujuk


"Aku baik baik saja Ava"


Ian ini memang keras kepala


Tidak lama Mas Tono memanggil Ava dan Ava pun mendatanginnya diluar ruangan, Mereka bertiga pun duduk di sofa empuk berwarna gading.


"Ava, Mas dan Pak Budi sekarang akan pergi makan malam dengan client. Tidak mungkin Mas batalkan karena mengenai proyek kita yang baru."


"Mas sudah menelpon dokter pribadi Mas Tono agar datang, beruntungnya beliau baru selesai bertugas dan menuju kemari bersama istrinya yang juga seorang perawat"


"Mas tadi minta kalau bisa si Ian di infus aja dan suntik vitamin karena lemas banget"


"Mas boleh minta tolong Ava untuk handle Ian?"


"Ya, tentu saja mas kasihan juga dia sedang sakit dan takut juga kenapa- kenapa"


"Sekalian kamu bujuk agar mau berobat, kalau sama kamu siapa tau luluh congkaknya"


“Diusahakan deh Mas! yah, Mas tau sendirilah Ian "


"Ok, Mas Tono pergi dulu ya Ava kalau ada apa- apa  telpon  Mas


"Siap Mas Tono"


Sepasang suami istri yang berprofesi sebagai dokter dan perawat itu datang, membawa koper kecil. Sang dokter memeriksa Ian dan tidak ada perlawanan berarti dari Ian


"Sepertinya karena kelelahan tetapi dipaksa terus bekerja kemungkinan imun  turun sehingga memudahkan virus untuk masuk.


Ditambah dengan dehidrasi dan juga kemungkinan makan tidak teratur menyebabkan anda lemas, kami akan memasangkan infus" Ucap sang dokter menyampaikan diagnosanya


"Terima kasih dokter tapi tidak mau infus"


" Ian kamu itu sedang lemah harus di infus" ucap Ava galak


"Aku tidak lemah, aku baik - baik saja"


Ava lalu menutup mulut Ian dengan tangannya


" Ssst dengarkan aku sekali ini saja"


"Silahkan suster, boleh dipasang infusnya" Ava yakin


Ian menyipitkan matanya pada Ava,  pertanda tidak setuju. Namun ia pasrah saja ketika jarum itu menghujam kulitnya. Sang perawat kemudian memberikan training singkat pada Ava bagaimana cara mengganti Infus


-0-


Air infus menetes perlahan  dan Ian tertidur pulas rupanya obat yang diberikan dokter menyebabkan kantuk.


Ava pergi ke dapur untuk mengambil air minum dan tidak lama handphone-nya berdering ternyata Mas Tono


"Hallo Mas Tono"


" Bagaimana Ian? Tadi Mas Tono sudah berbicara pada  dokter dan Ian masih harus beristirahat agar cepat proses pemulihannya namun tetap harus dalam pantauan. Harus teratur minum obat karena masih ada radang dan Besok beliau akan memeriksa lagi"


"Tenang saja Mas Tono nanti aku akan merawat Ian sebaik baiknya dan akan disiplin memberikannya obat"


" Kamu ga apa-apa disana? Atau Mas Tono akan sewa suster harian saja"


Ga apa apa Mas,aku bisa kerja mobile sambil jagain Ian, namun bingung saja karena tidak bawa baju ganti serta perlengkapan"


" Terima kasih ya Ava. Ok.begini saja nanti pagi Mas Tono akan ke condo Ian dan jaga Ian sekaligus bertemu dokter yang akan memeriksanya. Sementara kamu mengambil barang-barangmu


Kebetulan  besok Mas Tono harus ke Kalimantan untuk keperluan melihat lokasi proyek . Boleh bookingkan flight ke Balikpapan ya Ava  pesawat jam 1 siang saja"


Mas Tono ini pengertian sekali dan baik. Pantasan Naomi bela belain sampai 5 tahun bersamanya


"Siap Mas besok pagi tiketnya ya Mas nunggu travel agent buka"


" Iya , iya ga masalah. Oh ya nanti Pak Budi standby kapan aja kamu perlu, bisa telpon Pak Budi Ya"


wah terima kasih Mas Tono selalu care "


"Iya, kamu cepat istirahat sudah tengah malam"


" Terima kasih Mas Tono"


-0-


Ava berada di sofa kamar tengah dengan pemandangan kolam renang yang terbuat dari kaca dan birunya memendar dari permainan cahaya lampu led didasarnya, begitu kontras dengan gedung-gedung tingkat.


Villa tradisional nan elit.


Beruntung sekali Ian tinggal ditempat indah seperti ini


Ava sesekali mengecek Ian dan menggantikan Infus yang sudah mau habis dan Ian masih pulas terjaga, Ava memandangi wajah Ian yang tertidur begitu tampan dan innocence.


Ingin rasanya Ava membelai pipi Ian yang putih pucat kemerahan. Lagi lagi Ava melihat handphone Ian layarnya terus menyala.


Siapa lagi kalau bukan Brenda


AC Central ruangan begitu dingin Ava berusaha mencari remotenya namun sepertinya semuanya diatur digital dan ia tidak mengetahui dimana tombol pengontrolnya.


Ia memegang tisu dan bersin sepertinya ia sudah mulai terkena flu. Ava kedinginan karena kemeja baju kantornya begitu tipis dan tidak tahu harus mencari selimut dimana.


Ava terjaga sembari mengantuk, ia sibuk mengirim email ke travel agent dan akhirnya tak kuasa tertidur sementara handphonenya terjatuh ke carpet.


-0-


Sinar mentari sayup sayup menerpanya.


Ava merasakan kehangatan dan nyaman ia merasa seperti berada di hotel Bali sekarang. Wangi perfume semprot ruangan ini persis seperti di spa Bali.


Wangi rempah rempah boreh dan bunga kenanga benar benar menciptakan suasana liburan Kelambu putih cantik yang menahan terpaan mentari, kasur empuk, selimut.


Bantal yang amat sangat hangat namun juga dingin dan permukaanya lembut. Ava ingin tidur lebih lama lagi, bukankah ini liburan. Namun ketenangan itu sirna berganti degup kencang jantungnya.


Tunggu, Tunggu aku dimana? Bantal ini memiliki heart beat!!!


Ava yang sebelumnya tidur sangat nyenyak dan ketika terbangun ia melihat sekelilingnya dengan bingung.


Ia merasa berada di resort. Dada bidang Ian, irama jantungnya, menjadi bantal dengan irama ketenangan.


Bahu bidang nan atletisnya merengkuh Ava, menaunginya membuatnya nyaman.


Avapun memperhatikan tangan Ian yang memeluk Ava lekat


Omg gawat!!!


Pikiran Ava berkecamuk dengan berbagai perasaan dan emosi bila diibaratkan seperti pesta kembang api, terbakar!!! Namun sensasi ledakannya ber-warna warni.


Ava perlahan lahan ingin segera kabur sebelum Ian menyadarinya.


Ava mencoba mengingat ingat apa yang terjadi. Padahal semalam ia masih berada di sofa luar dan sama sekali tidak mabuk.


Ketika Ava beranjak, Ian tiba tiba menariknya kembali kepelukannya.


“Selamat Pagi Ava?" Mata mediterania-nya mempesona seperti laut dipagi hari dengan angin lautnya yang menyejukan dan senyum menawannya memanah langsung kejantung


Ava masih shock terdiam


"Ian kenapa aku bisa sampai ada disini?"


Bukankah kamu sendiri yang datang kemari?"


Ava lalu menatap Ian curiga "oh,ya???"


"Ok ! Ok!! Semalam aku terbangun karena melihat darah yang keluar dari lenganku. Ternyata cairan infusku habis. Itulah mengapa aku tidak mau ada pengobatan biarkan saja nanti sembuh sendiri"


"Tapi kamu sekarang terlihat lebih baik karena asupan cairan dan obatnya bekerja paten! Ok jangan mengalihkan pembicaraan, bagaimana aku sampai disini?"


"Aku keluar mencarimu untuk meminta bantuan mengganti cairan infus, namun kamu tertidur kedinginan disofa. Akhirnya aku cabut saja infusnya dan aku taruh kau disebelahku beres kan!!! Aku tidak perlu repot dengan infus yang habis dan kau ada disebelahku kapan saja aku membutuhkanmu." Ucap Ian penuh bangga dengan solusinya


ini orang ya !!!


Ian lalu membelai lembut helaian rambut Ava dan mencium bagian dahinya


“Terima Kasih ya sudah merawatku”, ucapnya tulus


Eh ...eh ..eh..berani-beraninya Ian!


Ava tidak berkutik si mata mediterrania menyihirnya lagi.


Tidak lama bell berbunyi


oh no Mas Tono dan Pak Dokter!!! Kenapa jadi berasa digrebek habis melakukan tindakan asusila.


Ava panik dan berlari menuju pintu, Ia merapikan rambutnya dan mengecek dulu pakaiannya sebelum membuka pintu.


Benar saja Mas Tono, Pak Budi dan Pak Dokter langsung masuk


"Selamat Pagi Ava, aku sudah menelponmu berkali-kali dan sudah 10 menit kami berdiri diluar"


"Selamat Pagi, Maaf mas ketiduran"


" Apakah sudah ada tiket dari travel agent?"


Ava lalu menepuk jidatnya


"Oh iya maaf mas belum, ok akan dikoordinasikan sekarang ya mas"


"Ok gapapa, lagipula kamu pasti bergadang karena Jagain Ian. Oh ya Ava kalau kamu mau pulang dulu sekarang ambil barang barangmu gapapa. Jangan lupa laptop ya biar bisa kerja mobile. Nanti diantar Pak Budi"


"Siap Mas dan tiketnya aku kirim via wa aja ya mas, begitu dapat dari travel agent"


"Terima kasih ya Ava"


Mobil Hilux putih melaju mengantarkan Ava ke kosnya untuk mengambil barang barangnya dan kemudian kembali ke condo Ian.


Sementara Pak Budi lanjut mengantarkan Mas Tono ke airport.



0 Comments