NOVEL ONLINE CHAPTER 11,CINTA RUMIT SUHARTONO 2: PERNIKAHAN NAOMI

 

PHOTO BY PINTEREST



Location: Office (Thursday, 9 am)


Seperti menjadi sebuah rahasia umum bahwa semua orang dikantor mengetahui berita tentang Naomi yang akan menikah (kecuali Ian).


Semuanya seperti merasakan kesedihan Mas Tono dan masing masing memberikan perhatian padanya.


Ava membawakan latte bergambar bunga untuk Mas Tono dan tidak lupa Ava menaruh biscuit renyah campuran corn flake dan kismis kesukaan Mas Tono di meja kerja Mas Tono 5 menit sebelum kedatangannya.


Ava berharap mood mas Tono bisa kembali baik


Ruangan kerja kaca Ian bersebelahan dengan Mas Tono dan ia langsung mendatangi Ava dengan pergerakan hening ala film 'Silent of lamb' Ia berdiri dibelakang Ava sambil mengamati dalam diam.


Ava yang berbalik langsung menabraknya dan  kaget


“Ian sedang apa kamu di sini? Memangnya kamu ninja?” ucap Ava memekik kesal


“Aku yang harusnya bertanya kepadamu Ava, Apa yang kamu lakukan disini?”


Ian yang memang pengamat sejati tepatnya selalu ingin tahu segalanya lalu melihat latte dan biscuit -biscuit itu


“Ava kamu memiliki perasaan khusus pada Tono? Mengapa kamu menyiapkan semua ini sebelum ia datang?” Ian memasang wajah penuh curiga


Duh, Ian bisa bisanya punya pikiran begitu


Begitu Ava bersiap menyangkal tuduhan Ian, tiba tiba Mas Tono datang


“Selamat Pagi, wah ada apa ini pagi-pagi semuanya berkumpul diruanganku?”


“Mungkin saja ada yang sedang memberikan perhatian lebih padamu?” Ucap Ian sambil memandang Ava tajam


Dih Ian sorot matanya, serem amat macam Lord Voldermort


“Wah latte dan oh biscuit favoriteku ini. Terima kasih ya Ava! you made my day” Mas Tono senang merasa mendapat surprise


“Sama - sama mas, semangat Mas Tono”


Ian yang merasa menjadi obat nyamuk merasa kesal


-0-


Ian sedang menunggu kertasnya keluar dari mesin fotocopy yang terletak tepat disebelah ruangan Mas Tono. Rupanya Pak Budi datang ke ruangan Mas Tono, sekilas ia mendengar


“Mas Tono mau kemana saja saya antarkan deh! Asal jangan ke bulan karena mahal bayar bahan bakarnya”


“he he Pak Budi ada-ada saja”


“Mas Tono butuh refreshing Mas, jangan capek-capek lah!”


“Terima Kasih banyak ya Pak Budi perhatiannya!”


Ian lalu menyadari semuanya mencintai Mas Tono dan Ian pun kembali ke tempat duduknya dengan perasaan sedih karena merasa menganggap statusnya sebgai manager hanya sebuah title tak berguna,


-0-


Waktu menunjukan Jam 2 PM/Siang dan Ian merasa lapar. Ia pergi ke pantry untuk mengisi botol minumnya.


Ian melihat Mas Tono sedang bersiap makan Nasi Ayam Penyet. Paijo menaruh semangkok berisi sayur asam untuk Mas Tono sementara Ava menaruh kerupuk putih besar di piring Mas Tono.


Ian mulai merasa muak karena semuanya memperlakukan Mas Tono bak raja, dan mulai membuat ulah


“Tono! kamu harus pergi offshore secepatnya”


“Ok, Ian” Ucap Mas Tono mengalah


Ian yang merasa tidak puas dengan ucapan datar Mas Tono, lalu mencari masalah lain lagi


“Lebih baik kamu coba cek tools-Nya sekarang Tono”


Ava yang mengetahui benar sifat Ian


“Ian kamu sudah makan siang???”


Ava segera menyeret tangan Ian agar menyingkir dari pantry sebelum selera makan Mas Tono hilang karena maklum orang yang patah hati pasti susah mendapatkan selera makan


Ava mengajak Ian ke belakang kantor tempat para pegawai mencari hidangan lezat namun dengan harga terjangkau sesuai kocek masing masing.


Banyak pilihan makanan berbeda disetiap warung dan rumah warga juga berubah menjadi warung dadakan.


Panas terik menerpa kulit Ian yang putih pucat. Ia terus berjalan mengikuti Ava menyusuri gang kecil yang bagaikan labirin tak berkesudahan


“Kita mau kemana Ava?”


“Kamu menyukai Pho kan, kali ini aku akan ajak kamu yang serupa dengan Pho namun versi local Indonesia”


“Kamu bercanda kan? Ini panas Terik Ava”


Ava sama sekali tidak menggubris kerewelan Ian, sepertinya Ava sudah kebal.


Semangkok Soto Betawi panas dengan potongan daging terhidang


“Soto betawi ini enak sekali karena ala rumahan! biasanya resepnya otentik turun temurun.”


Ian mencoba Soto Betawi tersebut dan terdiam hikmat menikmati, Ava lalu memeraskan jeruk nipis di mangkok Ian sambil memulai pembicaraan


“Ian, tahukah kamu bahwa Naomi akan menikah dalam hitungan minggu?”


“Bukankah Naomi masih in relationship dengan Tono?”


Ava lalu menunjukan Youtube infotainment mengenai klarifikasi Naomi


“Wah perempuan ini gila!! sekarang aku mengerti apa yang terjadi di Kantor kalian semua berusaha menghiburnya kan..” Ian lalu faham apa yang dilakukan orang kantor ke Mas Tono demi menghibur hatinya.


Baru hebohnya sekarang si Ian, akhirnya Ian satu server


Setelah selesai makan siang mereka lalu beranjak dan berjalan kembali ke kantor


“Hi Ava aku ingin fruit platter“ Ian lalu menunjuk gerobak rujak”


Mengajak Ian jajan seru juga ya


Ava lalu tertawa melihat Hidung Ian yang memerah karena terbakar matahari


Sesampainya di kantor ternyata Naomi datang dan sedang berbicara serius dengan Mas Tono, suasana begitu tegang.


Ian yang blak-blakan langsung to the point, memecah ketegangan


“Kenapa kamu harus meninggalkan Tono dan menikah dengan pria lain?”


Pertanyaan Ian terlalu privacy dan ga perduli situasi kondisi.


Ava memberikan signal mata pada Ian untuk pergi


What ?? what?? ucap Ian tidak faham


Naomi diam seribu bahasa walau ia memakai kaca mata hitam, namun air mata basah mengalir


Ava lalu memberikan Naomi tissue


Please deh Ian hubunganmu sama Brenda aja ga jelas, pakai campur hubungan orang lain!


“Ayo Ian kita harus bekerja kembali untuk kemajuan perusahaan ini” Ava kembali membawa Ian pergi dari lokasi sebelum membuat semuanya tambah kacau karena ulahnya


Tiba – tiba Ava berkilah menjadi sok hard worker agar ada alasan menyeret Ian pergi


“Ava kenapa hari ini kamu selalu menyeretku?”


“Karena kamu berbahaya Ian” Ucapnya sambil tersenyum - senyum


-0-


“Bagaimana bisa kamu bertemu dengannya? Bukankah aku juga berhak akan sebuah penjelasan?”


“Ketika tubuhku hampir tertabrak oleh bus itu aku tersadar hubungan kita kini sudah berubah menjadi toxic relationship.


Aku merasa seperti berenang tanpa tepi, tidak tau arah dan tujuan!”


“Kapan kamu bertemu dengannya?” Mas Tono masih ingin mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai lelaki ini


“Ketika kau sibuk dengan project baru ini dan menghabiskan hampir semua waktumu di offshore


Semuanya begitu cepat Ia datang melengkapi hari- hariku dan mampu memberikan suatu kejelasan yaitu pernikahan dan besok aku akan pergi ke Kalimantan.


Maafkan aku ya” Ucap Naomi bergetar


Telpon Naomi berbunyi memecah keheningan dan ia pun segera pergi dan Mas Tono kembali keruangannya. Ian lalu datang menghampirinya dan tanpa angin tanpa hujan


“Hey Tono untuk offshore besok aku sudah menyuruh Ava untuk booking-kan namaku!”


Mas Tono terheran dengan sikap Ian yang tiba tiba manis


“Bukankah harusnya aku yang pergi?”


“Tidak usah Tono kamu harus beristirahat saja, kali ini aku merindukan offshore”


Mas Tono ingin rasanya tertawa dengan sikap Ian yang kebaikannya tidak natural namun ia menghargai ternyata Ian masih memiliki empati


-0-


Location : Airport (Friday )


Pertama kali Ian pergi offshore di Indonesia sungguh heboh. Seakan tidak mau kalah dengan Mas Tono yang mendapatkan perhatian, Ian secara tidak langsung membuat satu kantor mengantar dia.


Ia memberikan tugas absurd bagi setiap orang


Ian meminta Mas Tono membantu memberikan pengarahan di airport karena Offshore perdana ia tidak ingin terlambat dan tersesat.


Selain Pak Budi yang mengantar offshore. Paijo juga betugas untuk mengangkut equipment-Nya padahal hanya 1 bag offshore saja.


Ava pun tidak luput dari tugas absurd dan pergi mengantarkannya ke airport. Alasan Ian kalau misal ada perubahan rencana, Ava sudah siap sedia untuk mengirimkan request ke client. Padahal cukup via email juga bisa


Perasaan selama handle Mas Tono ga ada sejarahnya Ava harus ikut kebandara.


Ian kelihatan puas sekali dan sumringah karena semua perhatian tertumpu padanya.


Mas Tono hanya tersenyum, mengerti dengan sifat Ian yang tidak mau kalah sehingga kadang cendrung kekanak-kanakan


-0-


Naomi terlihat cantik dengan warna kuning dan emas yang mewarnai baju pengantin adat Banjarnya, Tak lupa mahkota bertabur permata dengan rangkaian bunga melati menghiasi rambutnya.


Senyumnya diwarnai pulasan lipstick merah seperti mawar merah yang merekah, cukup membuat pangling dengan aura pengantinnya.


Suaminya berdiri disebelah Naomi sang pengusaha dan juga politikus daerah yang ternyata lebih tua 15 tahun dari Naomi. Infotainment seluruh negeri meliput berita mengenai Naomi.


Mas Tono tetap ingin melihat Naomi dihari bahagianya dan selalu menanti berita terbaru. Mas Tono berharap ialah yang berdiri disebelah Naomi namun apa daya ternyata tidak ada jodoh.


Berita berita itu seperti jarum yang menusuk jantungnya, namun ia tetap ingin melihat Naomi sang kekasih tersayang yang sudah menjadi istri orang. Bayangkan betapa pedihnya.


“Ava sehabis dari kantor kamu ada rencana apa?”


Balik ke kos Mas, ada apa mas?”


“Mau join Mas Tono ga nge-bar?”


Kasian juga Mas Tono kelihatan sedih dan seperti bukan Mas Tono yang biasanya berenergi dan penuh semangat, mungkin setidaknya bisa kasih dia support


“Tentu saja Mas”














TAGS :baca novel gratis, baca novel, novel gratis, baca wattpad, novel online gratis, aplikasi novel gratis, baca novel romantis gratis, Novel Best Seller indonesia, novel bagus, baca novel online, aplikasi baca novel gratis, wattpad cerita, aplikasi novel,, wattpad online, baca novel online gratis, baca novel gratis online, novel gratis online, baca novel online gratis bahasa indonesia, cerpen romantis wattpad, novel online wattpad,website baca novel gratis, baca novel indonesia,fizzo,wattpad,kbm,

0 Comments