NOVEL ONLINE DIBALIK MASHRABIYA CHAPTER 17 - PANGERAN AMR

 

PHOTO BY PINTEREST 








Alexandria dijuluki sebagai pengantin laut Mediterania banyak kekuatan besar yang ingin menguasai kawasan indah nan srategis ini. Lapisan - lapisan sejarah panjang yang dilaluinya. Ia menjadi pusat peradaban Hellenic karena Alexander the great yang terpesona rayuan indahnya, 

Alexandria lalu jatuh pada kekuasaan pasukan muslim dibawah Amr ibn Al As, Mamluk era digantikan oleh Ottoman hingga pertempuran di Aboukir Bay dilaut Mediterrania antara pasukan Perancis dibawah Napoleon Bonaparte dan Inggris dibawah  komando Horatio. Athena teringat akan cerita tuannya yang kehilangan sepasang kakinnya di laut Mediterrania saat sedang bertempur.

Biru laut Alexandria yang memikat, palace - palace yang begitu cantik, membuat kota ini begitu indah nan romantis. Athena terpana karena campuran sejarah dan vibesnya membuat kota ini menjadi sangat berbeda dan ia merasa ingin tinggal di Alexandria selamanya dan feeling itu begitu kuat.

Athena menggenggam tangan Samira yang merasa tenang dan tanda kecemasannya hilang. Ia dijemput Ali oleh pemuda yang berumur 15 tahun itu memiliki rambut ikal dengan kulit coklat yang seperti tembaga sementara matanya berwarna kehijauan seperti warna buah zaitun. 

Ali berusaha ramah namun karena keterbatasan bahasa, membuat Athena tidak dapat memahaminya. Athena menyukai  bahasa arab Amiyah yang diucapkan pemuda itu. Athena bertekad ingin mempelajarinya. Ali begitu piawai membawa kereta kuda itu sehingga tidak ada guncangan sama sekali.

Para penjaga membukakan pintu yang terbuat dari besi dan baja sekilas mengingatkan Athena akan Palace miik ayahnya di Yunani. Palace Alexandria memiliki halaman luas dengan pohon - pohon kurma dengan buahnya yang ranum nan manis. Para pekerja menggarap tanah subur itu dan beberapa orang berteduh pada rindangnya pohon.

Kereta kuda sampai didepan pintu utama dan Ami Hasan, pria paruh baya itu menyambut Athena dan Samira dengan keramahan. Ia mengajak mereka berdua berkeliling sekitar palace dan melihat kebun bunga sementara keponakannya Ali mengangkat koper - koper mereka berdua.

Ami Hasan mengajak Athena dan Samira masuk kedalam palace besar itu, begitu melangkahkan kakinya kedalam terdapat marmer berkualitas tinggi yang begitu bening seperti kaca. Air mancur dangkal dengan hiasan bunga biru dan putih menyambut mereka.

Langit - langit palace terbuat dari kayu yang diukir tangan menyerupai bintang dengan lapisan yang rumit. Lukisan besar dari kerabat raja yang menyewakan palace ini berdiri tegap dengan kumisnya yang garang khas pria Ottoman sedang memegang pedang.

“Terdapat ruangan untuk musim panas dan musim dingin disini.” Setiap ruangan begitu berbeda satu dan lainnya seakan didesain khusus dengan ciri khas masing - masing. Ami Hasan menjelaskan panjang lebar mengenai palace unik ini.


“Aku melihat hasil karya seni ukiran kayu besar dari luar yang sangat artistik apakah itu?.” Athena sangat tertarik dengan kesenian yang menakjubkan dari palace ini siapapun pemiliknya pastilah perfectionist dan memiliki jiwa artistik tinggi.

“Namanya adalah Mashrabiya sebuah peninggalan kejayaan islam pada masa periode Dinasti Fatimiyah yang menguasai wilayah Mesir, mashrabiya digunakan sebagai dekorasi eksterior dan interior dalam setiap bangunan, penutup jendela luar hingga pembatas ruangan di dalam rumah.


Beberapa model jendela menggunakan masharabiya memiliki ruang beranda atau balkon khas gunanya memberikan naungan berkisi dan terbuka, melancarkan masuknya angin yang konstan, sehingga mampu mendinginkan udara di dalam ruangan sekaligus melindungi masuknya sinar matahari secara langsung, serta agar wanita bebas melihat keluar tanpa terlihat jelas dari luar.” Ami hasan menjelaskan panjang lebar sejarah Mashrabiya karena Athena sangat tertarik.


“Cantik sekali taman istana itu dan mengapa banyak sekali orang, wanita - wanita yang cantik.” Athena mengamati salah satu jendela dengan Masharabiya.


“Maaf anda sebaiknya tidak melihat jendela ini karena jendela ini menghadap langsung pada taman istana kerajaan dan saat ini pangeran Amr beserta para wanita dari haremnya sedang liburan musim panas disini. “ Ami Hasan sedikit cemas karena ia tidak ingin Athena terkena masalah dengan keluarga kerajaan apalagi penjagaan begitu ketat.


“Pangeran Amr? Dia yang mana?.” Athena tetap memperhatikan taman itu dibalik Mashrabiya karena Pangeran itulah yang bisa memberikan petunjuk dimana kalung Ankh itu.


“itu Pangeran Amr dan ia membawa seluruh wanita harem kesini, aku tidak boleh melihat ke jendela ini karena sudah wilayah privacy mereka dan wanita  - wanita itu selalu menari -nari untuk menghibur pangeran dan suau saat ia akan menjadi raja di masa depan.”Ami Hasan kemudian menunjuk seorang pria yang sedang berlatih pedang. 

Pria itu terlihat tampan dengan baju dari kulit dengan sulaman permata sangat cocok dengan kulitnya yang putih kemerahan karena terbakar matahari, rambutnya coklat muda nan lurus, dada bidang yang kekar sembari mengayunkan pedang dengan piawai seakan pedang itu sangatlah ringan. Athena tertegun melihatnya dadanya tiba-tiba berdetak kencang saat melihat pria tampan itu.


“Bagaimana cara aku bisa bertemu dengannya.” Athena berbicara pelan


“Tenang saja anda diundang dalam pesta dan pastinya anda bisa bertemu dengan Pangeran Amr.” Ami Hasan menghibur Athena.


Ami Hasan menunjukan kamar untuk Athena serta kamar untuk Samira. Ali lalu datang mebawakan seperangkat peralatan minum teh’yang terbuat dari perak.  Ami Hasan dengan piawai memetik daun mint lalu menaruhnya pada gelas-gelas kaca kecil itu lalu menuangkan teh’ yang berwarna keemasan itu lalu menaruh gula batu dan mengaduknya dengan sendok perak kecil sehingga daun mint terlihat berdansa didalam gelas. Ami Hasan lalu memberikannya pada Athena dan Samira.


“Teh mint paling baik diminum setelah perjalanan jauh dan Baiklah silahkan istirahat dulu! Apabila kalian butuh sesuatu aku berada dibawah .”


-0-


Kamar Athena sangat luas dengan banyak hiasan emas didalamnya karena palace itu memiliki arsitektur Baroque. Ia menyandarkan kepalanya pada bantal yang dilapisi kain sutera. Ia merasa hidupnya penuh berkah karena bagaimana bisa seorang budak seperti dirinya berada di palace mewah ini. Mungkin saja kedua orang tuanya menyaksikannya dan memohon pada tuhan untuk memeliharanya.


Athena membuka jendela balkon dan langsung bisa melihat langit biru menaungi laut Mediterrania. Ia meminum perlahan teh mint-nya. Ia tersenyum karena menyadari Yunani tepat berada dekat dengan Alexandria, dulu Alexandria pernah menjadi satu dengan Yunani pada zaman kejayaan Alexander. Athena menyukai proses kehidupannya saat ini yang bahkan ia tidak pernah impikan sebelumnya. 


Menjadi Budak lebih baik dibanding hidup bersama Marguerite dan Athena melamun bagaimana cara ia bisa menjalankan misinya, selain ia ingin cepat menjadi wanita yang merdeka kembali, ia juga merasa berutang budi pada tuannya yang mendidiknya menjadi seorang bangsawan. Athena terpana pada kebun mawar kerajaan yang tertata rapi nan indah terdapat kebun anggur yang menggantung terlihat lezat.  Athena memandang kagum keindahan alam itu sembari tersenyum.
Sepasang mata berwarna madu sedang mengawasi Athena. Rupanya pangeran Amr yang sedang beristirahat sejenak di kebun istana setelah lelah berlatih pedang. Tatapannya begitu tajam melihat Athena sehingga Athena langsung menunduk bersembunyi di balkon.

Athena menggumam dan mengintip lagi walau akhirnya pangeran Amr tersenyum melihat tingkah wanita cantik itu  yang terlihat malu namun memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.

TAGS :baca novel gratis, baca novel, novel gratis, baca wattpad, novel online gratis, aplikasi novel gratis, baca novel romantis gratis, Novel Best Seller indonesia, novel bagus, baca novel online, aplikasi baca novel gratis, wattpad cerita, aplikasi novel,, wattpad online, baca novel online gratis, baca novel gratis online, novel gratis online, baca novel online gratis bahasa indonesia, cerpen romantis wattpad, novel online wattpad,website baca novel gratis, baca novel indonesia,fizzo,wattpad,kbm,

0 Comments