NOVEL ONLINE DIBALIK MASHRABIYA CHAPTER 9 -BIAS WANGI PERFUME

PHOTO BY PINTEREST



Sang dewi perang terlihat tegar berdiri diantara pilar - pilar megah yang terbuat dari batu marmer. Wanita cantik bergaun, memakai perhiasan itu tidak segan melapisi keanggunannya dengan perangkat perang lengkap dengan pelindung kepala, memegang perisai bundar besar, tombak yang menancap ketanah, ditemani ular - ular suci disekelilingnya. 


Goresan - goresan detail sketsa seorang seniman lokal Perancis berhasil mengabadikan interior dari toko perfume Costas yang artistik disebuah halaman depan surat kabar dengan sempurna.


Athena meminum perasan jeruk segar. Ia menggigit bulir jeruk hingga sarinya pecah dimulut. Ia begitu serius membaca berita yang berusaha menjawab tanda tanya besar dari masyarakat mengenai Toko Costas yang menghentikan produksi perfumenya selama 3 bulan ini padahal sedang berada di puncak kejayaan.


Para penganalisa pasar berspekulasi bahwa hal ini adalah trik dagang Costas yang cerdik karena dianggap mampu mendobrak pasar melalui pencapaian penjualan perfume yang disetarakan  dengan sebuah barang seni karena kelangkaannya.


Ayah dimanakah kau berada? Semua orang mencarimu!


Athena melipat surat kabar itu lalu menghabiskan sisa roti dengan olesan selai buah arbei segar yang biasanya tumbuh liar disekeliling taman. Ia kemudian memutuskan berjalan - jalan ditaman seusai sarapan.


Keindahan taman itu sirna karena ilalang lebat tidak membiarkan tanaman - tanaman cantik tumbuh. Athena lalu berjalan menuju workshop perfume dan dengan susah payah ia membuka pintu kayu yang sangat besar, engselnya berkarat sehingga menimbulkan suara yang menakutkan.


Pemandangan didalam Workshop sungguh ironis karena bunga - bunga terlihat mengering kecoklatan tak tersentuh didalam keranjang kayu.


Mesin - mesin hasil modifikasi ayahnya terlihat usang ditutupi sarang laba - laba. Sinar matahari menembus genting bagaikan garis - garis laser pembunuh  yang membidik tepat pada botol - botol kaca berisi minyak essensial.


Athena berusaha menyelamatkan sisa botol - botol ketempat teduh lalu dengan sedikit tergesa ia membawa sekaligus beberapa botol besar dengan tangannya namun salah satu botol tergelincir dan jatuh kelantai sehingga seketika tercium semerbak wangi mawar hingga keseluruh ruangan.


Serpihan - serpihan kaca dibersihkan Athena dengan sabar dan dalam keheningan ia mendengar sayup - sayup seseorang sedang memanggil namanya. 


Perhatiannya yang terpecah membuat permukaan tajam pecahan kaca merobek kulit jari Athena sehingga darah segar mengucur.


"Athena, Athena,," Suara seorang pria memanggil - manggilnya, Athena berjalan cepat sembari menyahut panggilan itu namun suara lembut Athena mungkin tidak sampai ke telinga orang itu.


Athena terengah - engah begitu sampai didepan pagar karena jarak tempuh yang dilewati lumayan jauh. Ia melihat punggung seseorang yang sudah berbalik pergi.


"Aku Athena!!!" Ucapnya lantang


Pemuda asing itu menoleh saat mendengar seruannya dan berjalan kembali menemui gadis cantik itu.


"Apakah kau Athena?" 


"Benar"


"Siapa nama ayah dan ibumu? Berasal dari mana mereka?" Pemuda itu bertanya datar.


Athena tidak mengucapkan sepatah katapun  karena ia tidak berkenan menjawab pertanyaan lancang mengenai asal - usulnya.


"Seseorang bernama Argus menitipkan sesuatu pada keluarga kami 3 bulan lalu begitu mengetahui kami ingin berlayar ke Perancis. 


Namun kerabat dekat menawarkan peluang pekerjaan di Italia sehingga kami sampai di Perancis kemarin dan baru berkesempatan mengantarkannya sekarang" Pemuda itu menjelaskan keterlambatannya namun setidaknya ia masih bertanggung jawab.


"Ayahku Costas dari Yunani, ibuku Nayiri dari Armenia" Begitu mendengar nama Argus Athena langsung menjawab pertanyaan pemuda itu cepat karena sepertinya ada pesan penting yang akan ia sampaikan mengenai ayahnya.


Begitu pemuda itu mendengar jawaban tepat dari Athena ia lalu menyampaikan sesuatu.


"Pesan dari Argus - Ayahmu mengatakan bawalah tas ini kemanapun kau pergi karena ia akan menyertai setiap perjalananmu" Ucap Pemuda itu sembari menunjukan bungkusan berlapis kain putih yang berbahan licin.


Athena segera membukakan pagar besi. Ia berusaha merogoh sakunya untuk mencari koin untuk membayar pemuda itu namun ia tidak menemukan apapun.


Pemuda  itu  tersenyum manis nan tulus seakan mengerti gerak - gerik Athena yang berusaha membayarnya. Ia membalas dengan bahasa tubuh dan menggelengkan kepalanya pertanda ia tidak menginginkan apapun.


Athena menerima bungkusan itu sementara pemuda itu segera berlalu secepat kilat dan menghilang mungkin ia adalah malaikat yang memiliki sayap.


Athena berjalan gontai di Chateau yang makin terlihat kelam karena awan kelabu. Pusaran angin kecil berputar seperti mahkota diatas patung dewi pembawa kendi yang terletak ditengah air mancur.


Perasaan Athena acak seperti serbuk besi yang tertumpah dilantai dan ia menghentikan langkahnya karena pikiran kacau membuatnya tidak sanggup berjalan lebih jauh dan ia terduduk di tepi air mancur bundar itu. 


Tangannya bergetar membuka bungkusan kain putih dengan bercak noda darah dari jarinya yang terluka. Bungkusan itu sangat rapi dan berisi tas kulit milik Costas.


Kemana pemilikmu? mengapa kau kembali sendiri?  Athena sebenarnya tidak siap membuka tas itu namun ia memutuskan mencoba merogoh tas itu dan mengambil apapun yang ada didalamnya.


Tangannya menggapai sebuah benda kecil dan mata hazel kehijauannya melihat keindahan bunga ungu kecil dibalik botol kaca yang melayang didalam cairan berwarna kuning keemasan.


Apa ini? Bunga untuk perfume?


Athena menemukan surat yang menyembul keluar begitu saja dari tas dan segera membacanya. Akhirnya ia menemukan jawaban dari pertanyaaanya selama ini.


Lembar pertama adalah sebuah laporan dokter mengenai kematian Costas dan lembar kedua adalah surat dari Argus yang menceritakan mengenai apa yang menimpa ayahnya.


Athena merasa hancur, air matanya tak terbendung mengalir deras selaras dengan aliran air mancur. 


Angin meniup pepohonan besar dan berusaha memeluknya dengan dedaunan kecil yang gugur lembut, mengenai tubuhnya yang meringkuk sedih. Ikan - ikan menemani Athena dengan berkumpul didekatnya, pertanda alampun ikut berduka.


-0-


Malam ini Galaxías kýklos membentang luas bertabur bintang membentuk jalur susu berkilauan.


Costas selalu menggumam bahwa Galaxías kýklos adalah Nayiri ibunya. Ia memandanginya sembari berbaring didekat jendela besar untuk menghalau kesendirian yang dirasakannya.


Ia tidak tau bagaimana cara bertahan hidup sepeninggal Costas, apakah ia akan menetap di Perancis, menemui kedua orang tuanya di Yunani atau kembali ke Armenia.


Sang ayah tidak mengajarkan formula perfume dan pengelolaan produksinya karena ia ingin Athena fokus untuk belajar sementara saat ini ilmu itu akan sangat berguna untuk bertahan hidup.


Sebuah bayangan hitam dari jauh membuyarkan lamunannya. Matanya terus memperhatikan bayangan hitam yang makin lama makin terlihat jelas.


Ia melihat sang tukang kebun Dante masuk menuju jendela kamar ayahnya. Athena ketakutan karena ada penyusup dan teringat dengan ibu tirinya Margueritte yang biasanya tertidur pulas setelah kelelahan berpesta dan mabuk, ia membayangkan Dante mungkin bisa mengancam nyawa Margueritte.


Athena ingin memastikan ibu tirinya baik - baik saja dan memberanikan diri mengendap - endap kebawah melalui sebuah pintu rahasia yang terhubung langsung dengan lemari baju Costas. Ia tidak ingin gegabah dan berniat memantau Dante dari balik lemari, namun ia tercengang melihat Margueritte dan Dante yang sedang memadu kasih.


Wajah Athena memerah karena jantungnya berdegup kencang melihat tindakan tercela itu. Ia membekap mulutnya agar isak tangisnya tak terdengar dan dengan langkah ringan ia mundur perlahan, kembali menuju kamarnya di lantai 2.


Taman itu sebenarnya sudah berbicara padanya melalui taman yang sirna keindahannya, bunga - bunga mengering dan ilalang yang seenaknya berkuasa karena Margueritte mendepak penjaga kebun mereka yang lama saat Costas pergi dan menggantikannya dengan Dante yang bahkan tidak pernah terihat melakukan aktivitas mengurus  taman.


Aku sudah mengetahui dari awal bahwa ia bukanlah tukang kebun dan Margueritte telah mengkhianati ayah!!! Benak Athena sama sekali tidak tentram pada hari itu.


TAGS :baca novel gratis, baca novel, novel gratis, baca wattpad, novel online gratis, aplikasi novel gratis, baca novel romantis gratis, Novel Best Seller indonesia, novel bagus, baca novel online, aplikasi baca novel gratis, wattpad cerita, aplikasi novel,, wattpad online, baca novel online gratis, baca novel gratis online, novel gratis online, baca novel online gratis bahasa indonesia, cerpen romantis wattpad, novel online wattpad,website baca novel gratis, baca novel indonesia

0 Comments