NOVEL ONLINE DIBALIK MASHRABIYA CHAPTER 8 - YUNANI PALACE DAN BUNGA UNGU

PHOTO BY PINTEREST ARTSTATION

Ayah Costas adalah seorang pria penjelajah. Saat ia kembali dari India, ia membawa bongkahan kayu besar berwarna hitam dan dengan bangga mengatakan bahwa kayu ini ajaib, karena semakin lama usianya semakin solidlah ia seperti besi. 


Pengrajin kayu membutuhkan waktu sangat lama untuk menyelesaikan pesanan kereta kencana. Mereka harus bersusah payah mengukir kayu - kayu yang susah untuk ditaklukan.


Saat itu tidak ada yang menyetujui pikiran ayah Costas yang aneh dan terlalu ambisius membuat kereta kencana dari kayu besi India yang memiliki tekstur sulit. 


Hari ini Costas baru mengerti akan pemikiran cerdas ayahnya saat bola mata yang berwarna hazel itu melihat kereta kencana berwarna hitam legam begitu mengkilap seperti baru saja datang dari workshop para pengrajin padahal sudah berusia lebih dari 100 tahun. Kereta kuda itu mendekat begitu gagahnya ketika ditarik kuda - kuda perkasa.


Costas harus membantu kedua saudarinya saat menaiki kereta yang sangat tinggi itu. Ia merasa nyaman duduk di bangku lembut berbahan kulit dengan kualitas tinggi. 


Begitu memasuki kereta itu, sebagai seorang pengusaha perfume ia menyukai campuran wangi maskulin yang berasal dari goresan ukiran kayu hitam berpadu aroma kulit yang memberikan inspirasi berikutnya untuk formula perfume untuk para pria.


Selama berada di kereta itu, berbagai pikiran terlintas. Costas merasa berada dipuncak kejayaannya karena menyadari kereta kuda favorite ayahnya itu kini telah menjadi miliknya. 


Ia merasa bangga pada pengalaman hidupnya yang sangat kaya mulai dari memiliki bidadari bermata Zamrud seperti Nayiri dan putri kesayangannya Athena. Ia mampu memiliki kekayaannya sendiri yang dibangun dari minus.


Costas melewati komplek makam keluarganya. Orang - orang yang ia cintai terbaring tenang didalamnya dan esok hari ia tidak sabar menemui mereka serta bertemu dengan Nayiri istrinya.


Kereta kuda itu berlari kencang saat memasuki kompleks palace. Costas memandangii kedua saudarinya walaupun ia masih menyimpan rasa amarah namun kasih sayangnya pada mereka mampu meredam hal itu, membuatnya bernegosiasi dengan dirinya sendiri untuk memilih berdamai.


Akhirnya setelah puluhan tahun berlalu ia bisa memasuki kembali palace dengan design seni tinggi. 




Sebuah gabungan arsitektur desain Yunani, Eropa, Rococo dan interior desain yang memasukan unsur seni tradisional islam seperti Ottoman, Arab Andalusian, dan Persian merupakan saksi bisu dari tingginya hasrat akan kesenian dan keindahan dari yang membangun palace ini.


Costas mengerti mengapa para saudarinya silau akan harta karena mereka tidak siap pindah dari palace yang merupakan cerminan pesona kayangan yang sedikit pecahan gambarannya ditangkap oleh nalar manusia, membuat orang yang memasukinya tidak ingin keluar.


Dipimpin Argus perjamuan itu telah di siapkan sangat baik serta Adonis bolak - balik memperbaiki semua yang diperintahkan oleh Argus untuk memastikan semuanya sempurna. 


Tatapan penuh hormat diberikan oleh Argus dan Adonis pada Costas dan ia membalas dengan senyuman penuh makna, karena ia sudah mempersiapkan kejutan untuk mereka yaitu sebuah rumah indah berwarna putih  dengan aksen biru tepat didepan laut Mediterrania dilengkapi dengan kapal kayu.


Sebuah hadiah untuk mengenang jasa mereka yang setia. Costas sudah mengatur bahwa besok pengacara akan menemui mereka dan memberikan surat - surat kepemilikan.


Para saudari beserta suami dan anak - anak mereka telah duduk dengan rapi disebuah meja makan besar yang penuh lukisan disetiap dinding. Mereka semua telah menunggu Costas. Keponakan - keponakannya yang beranjak remaja masih mengenali rupa pamannya yang pernah mereka temui beberapa tahun silam.


Costas terlihat bahagia saat melihat pemandangan indah ini sebuah perkumpulan keluarga yang sudah lama tidak ia hadiri. Costas dan keluarganya bisa lepas berbicara dengan suasana yang mulai mencair. 


Sebuah porselen besar dengan lukisan keramik biru dan putih salah satu peninggalan dari kekaisaran Rusia diantar langsung oleh Angelica tepat didepan Costas.


Ia membuka tutupnya yang berpoles emas sehingga uap masakan menyebarkan aroma masakan keseluruh ruangan.


"Aku memasak sendiri makanan kesukaanmu Costas sesuai dengan resep nenek, Sikoti Marinato"


Angelica menyendokan Sikoti Marinato, Masakan hati kambing yang telah di marinasi semalaman dengan lemon, anggur putih serta rempah lalu ditumis dengan butter sehingga membuatnya meleleh dimulut.


Costas telah menghabiskan dengan cepat potongan hati lezat itu dan menginginkannya lagi dengan cepat ia menyendokkan sendiri masakan itu.



Angelica memekik kaget saat mendengar suara sendok keramik yang beradu dengan permukaan dasar Mangkuk keramik. Ia takut bunga - bunga ungu yang ia sembunyikan didasar akan timbul kepermukaan.


Costas melihat raut wajah Angelica yang misterius, ia lalu tersedak karena ritme makannya yang terlalu cepat serta merasakan ada yang tidak beres, ia beranjak  bergegas pamit ke toilet namun sebenarnya ia memiliki rencana lain.


Angelica memperhatikan Costas seperti sebuah elang yang bersiap menukik tajam begitu melihat ikan dilaut.


Costas membuka pintu rahasia yang tersamar seperti sebuah dinding biasa. Ia memasuki sebuah koridor yang bersinar terang karena sinar mentari masuk melewati sela - sela jendela besar diatasnya. 


Costas mengeluarkan sesuatu yang lembut dilidahnya dan sengaja tidak ia kunyah. Ia menaruhnya ditelapak tangan dan bola mata hazelnya membelalak tidak percaya saat melihat bunga kecil berwarna ungu itu. 


Costas segera memasukannya pada sebuah botol perfume yang memiliki minyak essensial dengan fungsi mengawetkan.Ia mengambil kertas dan pensil dari sela jasnya lalu menuliskan sebuah surat dan menyelipkannya pada sebuah patung dewi Athena.


Putrinyalah yang mengerti bagaimana cara membukanya karena patung besi itu dulunya dipakai oleh para prajurit romawi untuk menyampaikan sebuah pesan penting agar tidak diketahui lawan.


Pintu rahasia itu menghubungkan langsung kedapur. Argus, Adonis dan para pelayan masih sibuk menyiapkan makanan penutup dan mereka terkejut karena melihat Costas yang tiba - tiba hadir dari balik dinding yang bahkan sebelumnya mereka tidak tau ada sebuah ruang tersembunyi didalamnya.


Costas menarik Argus dan Adonis kesebuah ruangan tertutup yang ada didapur. Ia menyampaikan bahwa ia sudah diracun oleh Angelica dan ia tau bunga ungu mematikan itu akan mengambil nyawanya dalam hitungan jam.


Costas menjelaskan langkah - langkah apa saja yang harus mereka lakukan sepeninggalnya termasuk mengirimkan tas tangan kulitnya yang berisi berbagai dokumen penting, surat serta bukti kuat berupa bunga ungu pada Athena.


Costas mulai merasakan bunga ungu itu  bereaksi sehingga langkahnya mulai terseok - seok namun ia berusaha untuk masuk memasuki ruangan dan duduk tenang ditempatnya semula.


Ia sengaja menjatuhkan porselen berisi hati kambing itu kelantai dan suara renyah pecahan porselen berhasil mendapatkan perhatian mereka semua yang menyaksikan banyak sekali bunga - bunga ungu yang mendesis dan menghancurkan permukaan lantai kayu.


Tubuh Costas sudah tidak mampu menahan racun sehingga ia terjatuh dan secara spontan Sophia langsung menuju ke arah adiknya itu dan menangkapnya.


Ia menaruh kepala adiknya tepat dipahanya yang kemudian menjadi bantal darurat, ia menyeka keringat adiknya dengan sapu tangan sutranya.


"Sophia makamkan aku bersama dengan ayah, Angelika sudah meracuniku. Aku mengutuk siapa saja yang mengambil harta ini selain Athena dan siapa saja yang berhak!" Wajah Costas mulai membiru dan dengan tenang menutup matanya.


"Kau sudah membunuh Adik kita Angelika, kau akan membayar semua ini" Sophia yang biasa lembut berubah garang diikuti olehtangisan histerisnya. Ia lalu bangkit dan menampar Angelica. Amarahnya yang memuncak membuatnya menyuruh pelayan memanggil dokter keluarga mereka, pengacara dan juga polisi.


"Aku melakukannya untuk kita" Angelica ketakutan dan wajahnya pucat


Sophia sama sekali tidak ingin berbicara padanya lagi  hingga akhirnya polisi mengamankannya setelah dokter keluarga memberitahukan bahwa bunga - bunga ungu itu merupakan penyebab kematian Costas. Keterangan dari berbagai saksi ditempat kejadian termasuk Sophia memberatkannya .


-0-

Acara pemakaman Costas berjalan sangat hikmat. Mausoleum itu dibuka oleh Sophia mengikuti instruksi yang disampaikan Costas melalui Argus.

 

Sesuai permintaannya ia dimakamkan bersama ayahnya yang posisi makamnya tepat berada disamping ibunya. 


Pencapaian Costas kini sudah berada dipuncak tertinggi karena ia bisa beristirahat dengan tenang didampingi bidadarinya yaitu Nayiri.


TAGS :baca novel gratis, baca novel, novel gratis, baca wattpad, novel online gratis, aplikasi novel gratis, baca novel romantis gratis, Novel Best Seller indonesia, novel bagus, baca novel online, aplikasi baca novel gratis, wattpad cerita, aplikasi novel,, wattpad online, baca novel online gratis, baca novel gratis online, novel gratis online, baca novel online gratis bahasa indonesia, cerpen romantis wattpad, novel online wattpad,website baca novel gratis, baca novel indonesia






0 Comments