NOVEL ONLINE DIBALIK MASHRABIYA CHAPTER 6 - MEMBELI MARGUERITTE

PHOTO BY PINTEREST




Location : Madam De La Belle Maison

"Hi Costas kemari! Kau terlalu banyak bekerja, ayo bersenang - senanglah" Teman - teman Costas memanggilnya untuk datang disebuah meja panjang kayu sementara lonceng - lonceng yang berasal dari gelang kaki membentuk nada indah mengiringi liukan - liukan indah penari - penari cantik yang menari diatas meja.


Costas sama sekali tidak perduli dengan para penari cantik itu bahkan ia melewatkan wine yang telah dituangkan oleh seorang wanita muda utusan Madam G.


Bola mata Costas membidik keseluruh ruangan mencari keberadaan Margueritte. 


Madam G menyadari umpan gadis muda yang ia kirim pada Costas tidak berhasil sehingga ia datang menghampirinya.


"Tuan Costas beritahukan padaku bagaimana cara membuat wajah tampan anda tersenyum" Madam G berkata lembut penuh perhatian.


"Marguerite, dimana dia?" Costas to the point


"Marguerite sedang menjadi primadona malam ini karena banyak pelanggan yang ingin bersamanya! 


Tuan apakah anda ingin aku perkenalkan dengan seorang wanita yang baru datang dari daerah selatan?" Madam G mengambilkan gelas kuningan berisi wine yang belum tersentuh oleh Costas sembari menawarkan pilihan menggiurkan lain untuknya.


Bola mata Costas tertuju pada sejumlah ruangan - ruangan tersembunyi dibalik tirai tebal terbuat dari gelas - gelas kaca yang dipadukan dengan kerang laut.


Pintu sebuah kamar yang terletak paling ujung terbuka dan seorang pria tua berumur 70 tahun keatas keluar dan berjalan tertatih - tatih, sembari menggandeng paksa seorang wanita yang terlihat kusut dan mencoba merapikan penampilannya.




Costas begitu yakin wanita itu adalah Margueritte, ia langsung beranjak dari tempat duduknya, mendekat kearahnya dan tebakannya tepat.


Margueritte bagai boneka cantik yang rusak, ia berjalan dengan gaun koyak pada bagian renda - renda transparan hingga membuat kulitnya tersingkap.


Rambutnya yang bergelombang cantik kini terlihat pendek dan seperti dipotong tergesa, bibirnya sedikit pecah dibagian tengah dan tangannya penuh luka berpola garis merah  panjang dengan luka yang belum mengering sepenuhnya. 


Hati Costas seakan teriris dan mengutuk dirinya sendiri yang tidak mendatangi Margueritte hampir sebulan.


"Madam G!!!" Costas memanggil madam G dengan intonasi tinggi menarik perhatian para tamu.


Madam G yang mendengar pekikan Costas seketika datang untuk meredam kericuhan.


"Ya aku disini, apa yang bisa membuat tuan..-" 


"Apa yang terjadi dengan Marguerite?" Costas memotong bualan Madam G lalu berkata dengan lantang penuh amarah sehingga membuat Algojo wanita yang kekar bersiap mengamankannya namun Madam G menghalangi mereka dengan isyarat dari kipasnya.


"Mari Tuan Costas  kita berbicara sembari meminum wine!" Madam G berbicara centil dengan lembut ia menarik lengan Costas, menuntunnya menuju sebuah ruangan yang lebih private.


"Begitulah Tuan Costas, tamu disini beragam dan terkadang ada yang gemar menyiksa wanita!" Madam G bersandiwara saat menjawab pertanyaan Costas mengenai luka - luka Margueritte dengan wajahnya yang terlihat sedih dan muram.


Kali ini umpannya berhasil menggiring pikiran Costas, apabila ia tidak melakukan sesuatu bisa jadi nyawa Margueritte menjadi taruhannya.


"Aku ingin membeli Margueritte, berapa harganya!" Kata - kata itu keluar dari mulut Costas secara spontan.


"Aku tidak bisa melepas Marguerite karena ia adalah primadona disini dan banyak yang menginginkannya!" Madam G yang licik mulai berpolitik.


"Aku akan memberimu 3 peti emas!" Costas tidak ingin larut dengan permainan wanita itu.


"Maaf ada yang menawarkan Marguerite dengan harga yang lebih bagus!" Madam G mulai membaca keinginan Costas.


"4 peti emas!" Costas merasa harga ini sebenarnya sudah amat sangat mahal dan mengetahui pasti setiap harga karena ia adalah pebisnis yang ulung.


"Bisakah kau menghargai anakku yang berharga dengan harga yang pantas?" Madam G semakin serakah, sementara Costas seakan berada pada posisi yang tersudut dan Madam G mengeluarkan jurus pamungkasnya menyuruh anaknya Margueritte datang menuangkan Wine bagi Costas lalu Madam G mengayunkan kipasnya tanda bagi Margueritte harus keluar agar ia tidak mendengarkan transaksi mengenai penjualan dirinya.


Costas melihat Margueritte dengan rasa iba dan merasa kasihan padanya, pertahanannya runtuh ia bersedia membayar lebih mahal.


"5 peti emas adalah penawaranku yang terakhir karena lebih dari itu aku akan membayar pengacara handal untuk melawanmu!" Costas tidak kalah cerdik untuk menghancurkan permainan wanita licik itu.


"Apapun yang kau inginkan kau dapatkan tuan Costas!" Madam G tersenyum pertanda setuju dengan tawaran Costas dan ia mengepakan kipas bulu - bulu itu untuk mendinginkan suasana panas.


-0-


Location : Costas House

Athena mengoleskan krim herbal buatan yang diberikan oleh tabib beberapa hari lalu. Dengan cekatan Athena menaruh krim itu pada luka - luka Margueritte yang ia sudah hafal bagian - bagian mana saja. Krim itu sangat manjur karena mampu menutup luka dengan cepat serta beberapa bagian yang tidak terlalu parah sudah mulai nampak regenerasi kulit baru.


Sesekali  Margueritte berteriak - teriak karena traumatis dan menahan rasa sakit yang ia alami namun Athena dengan lembut dan sabar merawatnya hingga berangsur - angsur pulih. 


Mata wanita itu akhirnya terbuka dan entah mengapa bola mata abu - abunya menatap tajam sehingga membuat Athena takut! Athena berusaha tenang karena ia ingin memberikan obat yang diberikan oleh tabib .


"Siapa kau?"  Ia mengira anak remaja berumur sekitar 13 tahun itu adalah pelayan sehingga membentaknya.


"Athena!" Ucapnya ketakutan


"Pergi kau dari sini!" Margueritte mengusir Athena dan melempar obat herbal itu ke lantai, sisi psikologis Margueritte masih terguncang dan ia tidak mempercayai siapapun.


Athena lalu berlari menuju ruang kerja ayahnya dan menceritakan apa yang terjadi. Costas mengerti keadaan Margueritte sekaligus ingin memperkenalkan Athena padanya.


"Margueritte perkenalkan Athena anakku! Dialah yang selama ini merawatmu saat aku seharian bekerja!" Costas ingin Margueritte lebih relax sementara Athena yang masih ketakutan dengan lugunya berlindung dibelakang punggung ayahnya.


"Oh gadis kecil yang cantik ini adalah anakmu? Maaf aku hanya sedikit kaget!" Margueritte tersenyum manis, ia cukup lihai  mengontrol keadaan dan ingin memastikan untuk memberikan kesan baik.


-0-


Sebulan telah berlalu Margueritte yang sembuh sepenuhnya mulai bertingkah layaknya nyonya rumah.Ia mulai mengatur segalanya, menyuruh Athena melakukan pekerjaan rumah tangga yang berat dengan dalih mendidik tetapi lama - kelamaan ia justru memperlakukannya layaknya seorang pelayan.


Margueritte meyakinkan Costas untuk memberinya sejumlah uang agar ia bisa berbelanja keperluan rumah namun kebanyakan ia berbelanja untuk keperluan pribadinya sendiri.


Ia berusaha menunjukkan pada Athena bahwa ia adalah sosok yang terkuat dirumah ini dan mengendalikan Athena melalui rasa takut agar ia tidak berani melawannya.  


Kebalikannya saat Margueritte berada didepan Costas, ia mampu menjadi pribadi yang terlihat sangat sayang pada Athena.Athena tetap berpegang teguh dengan pesan ibunya Nayiri untuk membahagiakan ayahnya.


Gadis kecil itu tidak memberitahu ayahnya bahwa Marguerite makin gemar menyiksanya apabila ia melakukan sebuah kesalahan.


Maksud Athena semata - mata karena ia tidak ingin memberikan perkara baru bagi ayahnya yang sudah lelah berkutat dengan pekerjaannya seharian namun hal ini membuat Margueritte justru menjadi - jadi sehingga tubuh Athena mengalami memar - memar yang tersebar diberbagai bagian akibat pukulan benda tumpul yang dilakukan Margueritte berkali -kali. 


Athena memulai pelajaran mengenai kehidupan saat bertrmu Margueritte yang memperlakukannya sangat buruk sehingga  membentuk kepribadian Athena yang sabar dan kuat.


-0-

Location : Rumah Costas 

"Aku malu sekali gosip yang beredar diluar sana mengatakan aku adalah seorang wanita penghibur yang tidak pantas berada disini!!!" Marguerite menangis lirih sembari menceritakan gosip yang ia dramatisir hingga air matanya membasahi baju Costas yang tengah memeluknya.


Costas berfikir keras mencari solusi bagaimana mengangkat status sosial Margueritte agar segala gosip ini berhenti mengganggunya.


"Maukah kau menikah denganku Margueritte?" Costas merasa ide ini sangat cemerlang karena ia mendapatkan jawaban dari keinginannya untuk memberi Athena sebuah keluarga yang utuh yaitu dengan adanya peran seorang ibu.


"Iya,Tentu saja dengan senang hati aku ingin menjadi istrimu!" Margueritte sangat senang karena ia sudah berhasil sejauh ini dan sebentar lagi ia akan menjadi nyonya rumah.


Costas merenung sejenak ia berharap keputusannya tepat sekaligus ia ingin memberikan Athena kejutan, lagipula sepengetahuannya Marguerite dan Athena terlihat semakin dekat namun sesungguhnya Costas terperdaya oleh tipu muslihat wanita itu.


-0-

Time : Hari Pernikahan

Costas memasangkan cincin bertahtakan berlian yang besar pada jari Margueritte. Ia dibalut gaun pernikahan impiannya yang dirancang rumit dengan model Haute Couture yang dibuat special oleh butik yang terletak di Cannes harganyapun fantastis karena gaun putih itu bertabur kristal - kristal yang menambah kesan mewah.


Margueritte memeluk erat Costas sementara matanya menyorot tajam pada Athena. Athena melihatnya seperti ular besar yang sedang melilit mangsa dan seketika  rasa takut kembali muncul karena wanita itu secara resmi adalah istri ayahnya. 


Athena tidak bisa membayangkan hari - hari yang akan dilaluinya nanti karena hingga saat ini Margueritte makin sering menyiksanya dan tanpa ampun.


TAGS :baca novel gratis, baca novel, novel gratis, baca wattpad, novel online gratis, aplikasi novel gratis, baca novel romantis gratis, Novel Best Seller indonesia, novel bagus, baca novel online, aplikasi baca novel gratis, wattpad cerita, aplikasi novel,, wattpad online, baca novel online gratis, baca novel gratis online, novel gratis online, baca novel online gratis bahasa indonesia, cerpen romantis wattpad, novel online wattpad,website baca novel gratis, baca novel indonesia





0 Comments