Sinar temaram berwarna kuning bersinar terang ditengah gelapnya malam. Pondok itu terasa hangat ditengah hutan yang lembab dan dingin.
Nayiri terbaring lemas di tempat tidur. Ia demam tinggi dan keringat dingin mengucur deras, sesekali Nayiri merintih tanpa sadar. Costas berada disampingnya dengan sabar menemani istrinya sembari menyeka lembut keringat Nayiri dengan kain katun Mesir.
Athena memeluk bonekanya dan berdiri disamping ayahnya, ia menggigigit bagian bawah bibirnya. Gadis kecil itu berusaha untuk menahan tangis karena tidak ingin menambah kekhawatiran Costas. Ia sebenarnya masih shock dengan perlakuan para penjaga yang mengusir mereka dengan kasar bahkan Coatas harus terjerembab dan permukaan kulitnya lecet mengeluarkan darah karena tergesek bagian tajam dari jalanan berbatu.
Sebuah pelajaran pertama bagi Athena mengenai dunia. Di desanya Armenia semua orang seakan memiliki hati nurani murni dan memperlakukan orang dengan baik namun di kampung halaman ayahnya bagaimana bisa ia ditolak dan diusir oleh keluarganya sendiri. Athena berusaha mencerna semuanya walau rasanya ia masih kebingungan.
Pintu kayu diketuk memecah sunyi sebuah ruangan yang hening.
"Tuan, Tabib sudah datang! Apakah ia boleh masuk?" Argus dengan sopan meminta izin Costas
"Silahkan masuk!" Costas senang namun cemas karena ia tidak memiliki uang sepeserpun. Pikirannya menerawang bahwa besok ia harus mencoba mencari pekerjaan untuk membayar tabib dan biaya hidup mereka selama disini.
Tabib itu memeriksa Nayiri seksama. Ia tidak banyak berbicara namun Costas dapat merasakan sebuah energi keresahan dari tabib itu saat memeriksa Nayiri. Sang tabib kemudian memberitahukan beberapa resep herbal pada Costas dan tidak lama ia pun pergi dan tidak berbicara banyak.
Argus dan Adonis sudah menyiapkan makan malam special ala Yunani untuk menyambut kedatangan tuannya dan ia tahu betul hidangan kesukaan Costas.
Costas menjelaskan pada Athena setiap hidangan mulai dari Souvlakia Meze, kebab ayam yang disusun apik disebuah bersama paprika dan bawang lalu dipanggang. Keftedakia Me Saltsa, bola - bola daging yang direndam saus tomat. Revithokeftedes Me Tahini Saltsa, adonan kacang arab, parsley, keju yang digoreng dan disajikan dengan saus wijen serta berbagai hidangan lain yang menggugah selera.
Argus sangat senang melihat Costas dan Athena makan dengan lahapnya walau sesekali Costas berlari kekamar memeriksa Nayiri yang merintih kesakitan. Keadaan Nayiri jauh lebih baik setelah diberi obat herbal yang disarankan oleh Tabib serta Costas sangat berterima kasih pada Argus yang memanggil dan membayarkan upah Tabib maupun obat herbal serta Adonis yang malam – malam rela menempuh kelamnya malam untuk membelikan obat herbal.
"Aku berutang budi pada kalian dan terima kasih sudah menerima kami di rumahmu" Ucap Costas
"Justru kami yang berhutang budi karena turun-temurun keluarga kalian memberikan kami pekerjaan dan juga pasokan bahan makanan hingga kami bisa hidup sejahtera" Argus tersenyum
"Semuanya kini begitu kacau namun aku akan tetap mencoba untuk mendapatkan hakku kembali" Costas memandangi anak perempuannya dan ia ingin Athena mendapatkan yang terbaik walaupun hal itu tidak mungkin terwujud dalam waktu singkat, selain kendala biaya serta waktu yang tidak singkat untuk mematahkan putusan final dari pengadilan. Costas tertunduk lesu
-0-
Keesokan harinya Costas terbangun dengan kecupan hangat dibibirnya. Matanya terbuka perlahan dan beradu dengan sepasang mata berwarna Zamrud, wajah putih pucat seperti susu itu kini merekah merah bagai bunga mawar yang menyambut pagi.
"Nayiriku sayang, surga duniaku!" Costas memeluk tubuh ringkih Nayiri erat, ia merasa sedang merengkuh batu es karena suhu tubuh Nayiri yang masih terasa dingin namun setidaknya Nayiri sudah bisa bangun mungkin beberapa hari lagi ia akan kuat dan Costas berencana bekerja lagi demi mendapatkan uang serta menyewa kapal kecil untuk kembali ke Armenia.
"Aku mencintaimu Costas, aku berharap tidak menjadi sebuah beban untukmu!" Nayiri seakan mengetahui apa yang ada dipikiran Costas
"Sama sekali tidak Nayiri kau bukanlah beban melainkan hartaku yang paling berharga!" Costas kembali memeluk Nayiri sangat lama seakan ia tidak ingin lepas lagi darinya.
-0-
Nayiri bersenandung syahdu dengan bahasa Armenia yang misterius dan terkesan mistis sembari menyisir rambut putri kecilnya yang berwarna pirang kecoklatan persis seperti warna rambut ayahnya.
"Athena jagalah selalu ayahmu, patuhlah padanya, jangan membantah dan buatlah ia bahagia" Nayiri kemudian menguncir rapi rambut Athena dan memasangkan pita.
"Mengapa kemarin mereka berlaku kasar pada kita ibu? Apakah mereka tidak menyukai kita?" Athena akhirnya mengutarakan kegundahan hatinya yang sebelumnya ia tahan.
Nayiri mengambil sebuah koin dari hiasan bajunya dan mengangkatnya keatas sehingga keduanya focus pada koin tersebut.
"Anakku Athena lihatlah koin bundar ini anggap saja koin ini adalah sebuah dunia! Ia memiliki dua sisi, sisi baik dan juga buruk hal inilah yang menyeimbangkan dunia! Sisi baik membuatmu beryukur dan sisi buruk membuatmu belajar serta lebih kuat untuk menghadapi kehidupan!" Nayiri mengusap lembut rambut putrinya
"Aku tidak ingin bertemu orang buruk ibu!" Athena berkata polos
Nayiri dengan lembut memegang dagu anaknya
"Anakku apakah kau tidak ingin belajar dan menjadi kuat? Tenanglah suatu saat kau akan diperebutkan oleh orang - orang penting bahkan seorang raja akan memuliakanmu dan menangisi kepergianmu!"
Athena masih kebingungan dengan perkataan ibunya yang masih diluar nalarnya. Tetapi Athena memiliki daya ingat yang baik dan ia mengingat setiap perkataan ibunya.
Nayiri memandang anaknya yang berlari mondar- mandir mengejar para kucing sembari memeluk bonekanya. Mulutnya penuh doa - doa untuk Costas dan anaknya. Ia memandang Athena dengan sedih dengan segenap kekuatan yang ia miliki ia beranjak hanya untuk mencium Athena.
"Athena ingatlah jaga baik - baik ayahmu, patuhlah padanya dan buat ia selalu bahagia" ia memeluk anaknya erat dalam waktu lama dan meminum obat herbal dari dokter lalu Nayiri kemudian tertidur dengan tenang sementara Athena masih bermain dengan kucing - kucing peliharaan Argus yang sebagian manja, beberapa sangat galak dan tidak ingin disentuh. Kucing - kucing itu cukup membuat Athena kerepotan dan tidak merasakan kesepian walau sang ayah, Argus dan Adonis pergi bekerja serta sang ibu tertidur seharian.
-0-
Laut Mediterrania terlihat kehijauan dan biru. Berbagai kedai dengan konsep unik beradu cantik mereka memakai pecahan keramik mozaik yang dirangkai seakan menjadi lukisan dengan teknik seni yang diwariskan.
Pengunjung asik bercerita menikmati suasana sore sembari mereguk minuman buatan tradisional yang pahit dengan aftertaste manis. Kebanyakan makanan dibuat langsung didalam rumah oleh istri - istri pemilik kedai dan dihidangkan pada para pengunjung.
Area ini cukup padat karena mejadi tempat berkumpul para immigran untuk sekedar menyantap makanan enak nan murah lagi bertukar informasi pekerjaan.
Costas terduduk di tepi laut memandangi laut Mediterrania yang berwarna biru kehijauan dikelilingi oleh bangunan - bangunan putih dengan polesan biru mengelilingi laut setengah bundar. Ia kelelahan setelah bekerja di beberapa kedai dari pagi tanpa henti. Ia rela menjadi waitress karena hanya pekerjaan itu yang tersedia.
Tidak pernah terpikir olehnya bekerja ditempat seperti ini dan harus melayani orang karena dulu ia hanya pergi ke elite club bersama teman - temannya. Ia merasa malu meminta tolong pada teman - temannya yang kaya raya karena darah dagingnya sendiri mencampakkannya seperti itu.
Bangunan – bangunan putih itu satu persatu mulai menyalakan obor sehingga cahaya kuning temaram mewarnai laut Mediterrania yang berganti dengan warna gelap karena diselimuti oleh malam. Costa mereguk sedikit minuman tradisionalnya lalu ia bersiap kembali karena rasanya ia sudah merindukan istri dan anaknya.
TAGS :baca novel gratis, baca novel, novel gratis, baca wattpad, novel online gratis, aplikasi novel gratis, baca novel romantis gratis, Novel Best Seller indonesia, novel bagus, baca novel online, aplikasi baca novel gratis, wattpad cerita, aplikasi novel,, wattpad online, baca novel online gratis, baca novel gratis online, novel gratis online, baca novel online gratis bahasa indonesia, cerpen romantis wattpad, novel online wattpad,website baca novel gratis, baca novel indonesia
0 Comments