Costas mengagumi Milky Way bentangan luas bertabur bintang membentuk jalur susu berkilauan. Ia merasa sangat beruntung bisa melihat keindahan nyata sebuah cerita galaxías kýklos yang melegenda.
Costas berbaring santai didalam sebuah perahu kecil berbahan kayu yang tersusun cermat, terdapat tambalan dibeberapa sudut namun perahu kecil ini mampu melewati laut Mediterrania dengan mudahnya. Perahu mengapung lambat mengandalkan arus tenang yang sesekali berubah deras memuluskan perjalanan Costas sekeluarga menuju Yunani.
Costas mengalihkan pandangan kesebelah kanannya dan mulai memandangi sosok cantik galaxías kýklos yang berwujud istrinya. Ia mengusap rambut panjang berwarna tembaga kemerahan yang mewarnai kulit putih pucatnya yang seperti susu.
Perjalanan bisnisnya ke Armenia untuk mencari tanah dengan kandungan emas dan berlian justru membawanya kesebuah desa terpencil yang bahkan tidak mengetahui bahwa perhiasan emas dan berlian yang mereka pakai mampu membuat mereka menjadi orang yang kaya raya, Costas bagaikan menemukan sebuah harta karun.
Costas dan pelayannya disambut baik oleh ketua adat setempat dan mereka menyiapkan sebuah pondok nyaman untuknya serta menghidangkan berbagai makanan Armenia yang lezat. Ia merasa senang tinggal di desa ini seakan kekayaan yang sebelumnya ia inginkan bukanlah jawaban tepat untuk kebahagiaan yang ia cari.
Desa inilah wujud kebahagiaan sesungguhnya, alam yang menakjubkan, penduduk ramah dengan hati murni, makanan - makanan lezat dan para gadis cantik.
Dari pondoknya ia bisa melihat pemandangan terbaik pegunungan, hamparan hijau , bunga – bunga yang tertiup semilir angin melambai seakan menyapanya, sementara dari kejauhan ia melihat seorang gadis membawa domba – dombanya. Costas seakan tidak bisa mengalihkan pandangan dari gadis itu yang mampu menaklukan bangsawan angkuh sepertinya dalam sekejap.
Nayiri rupanya menyadari bahwa Costas memandanginya dari jauh. Mata hijau berwarna zamrud memberikan tatapan yang seakan menyihir Costas dan senyuman gadis itu makin memikat hati Costas dan menjeratnya sedikit demi sedikit. Tidak menunggu waktu lama Costas melamar Nayiri dan menikahinya.
Costas memilih menetap di Armenia, menanggalkan gelar kebangsawanan Yunani-nya dan memilih hidup sederhana sebagai seorang petani disebuah ladang gandum. Nayiri adalah sumber kebahagiaannya dengan cinta tulus tanpa syarat dan memberinya seorang putri cantik bernama Athena sebuah nama yang diberikan Costas karena ia mengagumi dewi yang dalam mitologi Yunani merupakan dewi kebijaksanaan, strategi, dan perang.
Kini galaxías kýklos itu kilaunya mulai meredup karena aura wajah Nayiri yang semakin tidak bisa menyembunyikan rasa sakit teramat sangat yang ia tahan. Costas terus memeluknya dan berharap bisa menanggung rasa sakit Nayiri.
Costas sudah mengerti konsekuensi apablia menikah diluar dari jalur kebangsawanan maka kemungkinan ia akan kehilangan segalanya terutama ia mengetahui para suami dari kakak - kakak perempuannya selalu memiliki strategi untuk mengeruk harta.
Costas tidak mengetahui keadaan seperti apa yang akan ia hadapi nanti sesampainya di Yunani Ia sudah mempertaruhkan segala uangnya untuk menyewa perahu untuk mengantarkan mereka semua ke Yunani. Costas hanya ingin Nayiri sembuh dan mendapatkan perawatan terbaik.
Jalur - jakur susu bertabur bintang memudar dan berganti dengan langit biru cerah tanpa awan. Permukaan laut berubah menjadi sebuah kanvas alam memantulkan pelabuhan yang dipenuhi kapal - kapal yang sibuk berlalu - lalang.
Athena duduk tepat di ujung kapal dan terdiam tanpa kata. Ia memeluk erat boneka buatan tangan Nayiri. Entah apa yang ada dipikiran Athena apakah ia takjub atau bingung.
"Kau menyukainya Athena? Disinilah tempat asal ayah" Costas menepuk pundak gadis kecilnya Athena dan membelai lembut rambut anaknya yang terurai panjang dan diikat dengan pita satin berwarna biru muda.
Athena menjawab pertanyaan ayahnya dengan anggukan kecil. Gadis ini mewarisi kecantikan ibunya namun berbalut ketegasan karismatik dari ayahnya.
Costas menuntun Nayiri dan Athena menuju Palace yang telah lama ia tinggalkan. Ia harus berhadapan dengan para lelaki yang terpukau pada kecantikan Nayiri dan mereka tidak dapat menahan diri untuk menggodanya sepanjang jalan membuat Costas dihinggapi kecemburuan. Ia menjaga istri dan anaknya dengan ketat sembari menuntun mereka menuju pusat kota.
Costas memandangi Yunani kota kelahirannya dan berbahagia menapakkan kakinya lagi dijalan-jalan kuno berbatu timbul namun beberapa bagian mulai menyatu datar dengan pinggiran yang terlihat mulai retak.
Costas menuntun Nayiri yang berjalan tertatih dan ia bersedih karena tidak bisa membayar kereta kuda sehingga anak dan istrinya menempuh perjalanan yang sangat jauh dengan berjalan kaki.
Costas menyimpan harapan mendapatkan hartanya kembali agar Nayiri bisa berobat dan Athena mendapatkan kehidupan yang layak.
Bvzantine Family Palace,
Pagar baja berwarna hitam terlihat tinggi menjulang dengan ukiran simbol keluarga Bvzantine Family. Pagar itu membingkai taman yang sangat luas dengan tatanan apik nan rapi Dua penjaga yang masih berusia muda menahan mereka bertiga tepat didepan pagar.
Tidak beberapa lama kereta kuda berlari kencang membawa anak - anak yang sebaya dengan Athena dan Kereta itu berhenti tepat didepan mereka . Anak – anak itu memakai pakaian berkualitas terbaik dan terlihat formal dengan topi mereka. Costas memandangi mereka lekat dan sepertinya mereka adalah keponakan – keponakannya namun mereka memandang Athena yang berpakaian lusuh dengan pandangan yang merendahkan.
Costas tidak menyukai apa yang mereka lakukan sehingga ia lalu menarik Athena dan bemenaruhnya kebelakang tubuhnya sembari bertanya pada anak - anak itu.
"Apakah kalian anak - anak Sophia dan Angeliki?"
Anak - anak itu kaget mendengar pertanyaan itu namun mereka diam karena merasa tidak perlu menjawab pertanyaan dari orang asing.
"Kemana saja tuan?" Seorang pria tua mengejutkan Costas dari belakang.
"Argus! Senang melihatmu lagi" Costas bahagia karena pelayannya yang setia masih mengingatnya
"Tunggulah sebentar saya akan mengirimkan kereta kuda untuk menjemput anda tuan!" Argus tersenyum bahagia.
"Bagaimana keadaan selama aku pergi?."
Argus terdiam dan dari raut wajahnya Costas tau ada yang tidak beres.
"Kacau karena mereka membuat beberapa bisnis bangkrut dan suami - suami dari kakak perempuanmu sudah mengambil langkah hukum dan memanfaatkan situasi menghilangnya tuan selama beberapa tahun untuk mendapatkan persetujuan pengambil alihan semua harta atas nama mereka." Argus menceritakan segalanya hanya dengan satu kalimat.
Kereta kuda menjemput mereka menyusuri taman yang luas. Nayiri dan Athena menyukai pemandangan indah itu berbeda dengan Costas yang berang dan kesal, setelah beberapa lama menyusuri jalan terlihatlah palace yang sangat besar dengan arsitektur Yunani yang khas dengan pillar yang megah, patung - patung seni antik terlihat berdiri kokoh dibeberapa bagian serta disetiap sudut terdapat simbol dari keluarga aristokrat itu.
Costas menuju pintu utama namun penjaga tidak mengizinkannya masuk.
"Ayo cepat buka, kemana kalian semua?" Costas berteriak hingga serak. Ia sangat marah dan sangat yakin bahwa kakak -kakak perempuannya menguasai hartanya sesuai dengan kendali suami mereka yang gila akan harta.
Costas berlari ketengah tepat disebelah air mancur mencoba memperhatikan palace dari depan dan tirai dibeberapa ruangan palace terlihat bergerak-gerak pertanda ada yang mengintip.
Sophia dan Angeliki begitu cemas melihat adik laki - laki mereka satu - satunya itu berteriak. Dengan wajah merah padam penuh amarah sementara dibelakangnya seorang wanita cantik dengan baju tradisional terlihat memeluk seorang gadis kecil.
Bagaimana ini Costas kembali?" Sophia terlihat sangat khawatir dan berjalan mondar - mandir dan sesekali mengintip lagi untuk mengetahui pergerakan Costas.
Angeliki terduduk di kursi kayu berukir menatap nanar buah - buahan segar yang disusun cantik dalam nampan yang terbuat dari kuningan.
"Bila ia kembali semua harta akan menjadi miliknya dan sudah pasti ia tidak akan mengampuni kita Sophia! Jangan sampai hal itu terjadi”
"Aku akan menyuruh penjaga mengusir mereka" Angeliki merasa terdesak dan saat ini keputusan itulah yang terbaik walau Sophia tidak setuju namun ia merasa ide Angeliki tidak ada salahnya lagipula secara hukum mereka memiliki posisi yang kuat.
-0-
Sesuai arahan dari Angeliki beberapa para penjaga kemudian keluar mengusir Costas dan keluarganya. Argus yang menyaksikan dari jendela tidak bisa berbuat apapun dan sesuai perkiraannya bahwa hal ini akan terjadi.
Argus tidak tinggal diam dengan berjalan ringkih ia bergegas ke dapur memanggil - manggil Adonis salah satu cucunya yang sibuk bekerja membersihkan peralatan makan yang terbuat dari porselen kualitas tinggi.
"Adonis susul mereka dan bawa kerumah kita"Argus dan Adonis melihat dari jendela ketika Costas dan keluarganya diusir paksa.
Argus merasakan kesedihan karena ia yang mengasuh Costas, Sophia dan Angeliki namun ia juga yang menyaksikan betapa harta bisa mengubah seseorang. Costas memang mendapat perhatian lebih terutama dari ayah dan ibunya karena ia adalah ahli waris utama sementara kedua saudarinya memang sering terlihat kesal, iri dan cemburu dengan sikap pilih kasih kedua orang tuanya.
TAGS :baca novel gratis, baca novel, novel gratis, baca wattpad, novel online gratis, aplikasi novel gratis, baca novel romantis gratis, Novel Best Seller indonesia, novel bagus, baca novel online, aplikasi baca novel gratis, wattpad cerita, aplikasi novel,, wattpad online, baca novel online gratis, baca novel gratis online, novel gratis online, baca novel online gratis bahasa indonesia, cerpen romantis wattpad, novel online wattpad,website baca novel gratis, baca novel indonesia
0 Comments